DALAM upaya percepatan menurunkan angka stunting serta menjalankan program Keluarga Berencana (KB) di Kota Pematangsiantar, Wali Kota Pematangsiantar berharap kepada 167 tim pendamping keluarga seperti kader KB, Ibu PKK, dan para bidan. Mereka diharapkan memberikan penyuluhan dan pelayanan secara maksimal kepada calon pengantin (catin), ibu hamil dan ibu pasca persalinan agar tidak ada lagi anak-anak yang mengalami stunting.
"Seperti kita ketahui bahwa stunting itu adalah anak yang tumbuh pendek, kecerdasannya di bawah rata-rata, tinggi tidak sesuai dengan usia dan masa depannya serta mudah sakit. Hal ini dapat dicegah pada seribu hari pertama kelahiran. Berikan ASI, gizi seimbang, imunisasi lengkap dan selalu jaga kesehatan. Jangan ada kehamilan yang tidak terencana, jangka waktu hamil terlalu muda, jangan hamil terlalu tua dan jangan hamil terlalu sering," kata Susanti saat apel siaga Tim Pendamping Keluarga Bergerak se-Kota Pematangsiantar di Balai Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara, Kamis (12/5).
Kepada tim pendamping keluarga, Susanti juga berpesan agar bergerak melakukan kunjungan ke pasangan calon pengantin dan pasangan usia subur yang memerlukan kontrasepsi sebagai upaya mengoptimalkan pencegahan kehamilan di masa covid-19 secara berkala juga kepada ibu-ibu hamil pasca persalinan.
"Saya berharap khususnya jajaran Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pematangsiantar, mulai dari pejabat struktural, Kepala UPTD dan PLKB/PKB serta seluruh tim pendamping keluarga dapat terus eksis dan semangat dalam peningkatan berbagai program pemerintah, terkhusus saat ini dalam upaya penurunan angka stunting mulai tahun ini 2022 hingga 2024 yang akan datang," ujar Susanti.
Selain itu dia juga mengajak seluruh masyarakat Kota Pematangsiantar untuk berperan aktif terus bersinergi mendukung suksesnya program KB yang berkesinambungan di Kota Pematangsiantar.
"Keluarga adalah tempat pertama yang harus dibenahi, menjadikan keluarga sebagai awal pembangunan kemasyarakatan. Suami, istri, dan anak harus senantiasa dapat hidup rukun serta mampu berusaha menciptakan keluarga yang harmonis. Anak harus mendapat perlindungan dan pendidikan yang layak. Kekerasan dalam rumah tangga harus dihindarkan," ucapnya.
Menurutnya, gizi yang cukup serta kesehatan harus menjadi prioritas yang utama, kemudian merencanakan mulai kehamilan, jumlah anak disesuaikan dengan kondisi perekonomian keluarga untuk menciptakan keluarga kecil sejahtera.
"Saat ini juga seperti kita ketahui bersama, meski pandemi covid-19 perlahan mulai mereda, dan kita patut bersyukur kondisi pandemi Kota Pematangsiantar yang pada akhir bulan Februari 2022 yang lalu berada pada Level IV, saat ini sudah naik kelas, berada pada level I, namun dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, saya tetap menghimbau, mari kita tetap mematuhi protokol kesehatan," ajak Susanti. (AP/OL-10)