PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyimpan kekhawatiran libur Idul Fitri 1443 Hijriah bisa berpotensi menyebarkan covid-19. Karena itu, semua elemen diinstruksikan waspada dengan meningkatkan pengawasan warga yang datang.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, Kabupaten Cianjur merupakan daerah yang kerap didatangi warga luar daerah alias wisatawan saat libur Lebaran. Terlebih saat ini pemerintah memberikan kebijakan yang cukup longgar dengan aktivitas mudik.
"Cianjur mesti waspada karena jadi daerah yang akab didatangi warga luar saat libur Lebaran," kata Herman, Minggu (24/4).
Herman menginstruksikan para tenaga kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit agar mewaspadai dengan potensi tersebut. Pasalnya, Herman khawatir tak terbendungnya wisatawan saat libur Lebaran nanti bisa memicu potensi penyebaran covid-19.
"Para tenaga kesehatan, khususnya di semua puskesmas yang ada di Kabupaten Cianjur tidak boleh cuti dan harus ada di tempat. Sehingga nanti mereka (petugas kesehatan) bisa menangani cepat seandainya ada yang terindikasi membawa penyakit dan belum divaksin," tuturnya.
Bagi RT dan RW di masing-masing wilayah, sebut Herman, mereka harus cepat tanggap. Jika mendapati ada pemudik di daerah mereka yang terindikasi terpapar covid-19, segera mendata dan melaporkan ke puskesmas terdekat.
"Mereka (RT dan RW) agar memantau warganya yang datang dari luar daerah. Makanya ketua RT dan RW wajib mempunyai nomor kontak Kepala Puskesmas di masing-masing wilayah. Kalau itu dilaksanakan, insya Allah Cianjur aman pascalebaran," tegasnya.
Saat ini Kabupaten Cianjur masih berada pada PPKM level 1. Herman menginginkan PPKM level 1 ini bisa terus dipertahankan dengan disiplin menerapan protokol kesehatan covid-19.
"Kalau untuk warga Cianjur sejauh ini insya Allah aman. Yang dikhawatirkan ini pendatang dari luar. Tapi kalau upaya antisipasi bisa dilaksanakan semua pihak, saya yakin Cianjur akan tetap aman (dari penyebaran covid-19)," pungkasnya. (OL-15)