FMC meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) atas rekor penaburan insektisida butiran ramah lingkungan secara serentak dengan lahan terluas.
FMS merupakan perusahaan global berbasis pengetahuan untuk sektor pertanian. Perusahan ini memiliki misi memajukan pertanian Indonesia melalui teknologi perlindungan tanaman inovatif dan berkelanjutan.
Sebelum dicatat sebagai rekor baru Muri, FMC menggelar 11 kegiatan demo massal di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, sepanjang Maret.
Piagam Muri diberikan kepada FMC pada Rabu (30/3) di Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Muri mencatat ada 1.678 petani di Jawa dan Sulsel melakukan penaburan insektisida Stargate 0.5GR (granular) secara massal.
Menurut Marketing Manager FMC Indonesia Dudy Kristiyanto, Stargate 0.5 GR adalah salah satu produk unggulan dari FMC Indonesia. Fungsinya sebagai insektisida untuk mengendalikan hama wereng cokelat dan penggerek batang padi. Bahan ini memiliki kandungan bahan aktif Chlotianidin, yang relatif aman terhadap lingkungan dan efisiensi dalam sisi biaya bagi petani.
Tujuan utama dari kegiatan demonstrasi massal adalah memberikan pengetahuan praktik pertanian yang baik kepada petani padi, khususnya pada pengelolaan hama wereng cokelat secara preventif, praktis dan berkelanjutan.
"Kami sangat berterima kasih bahwa upaya kerja keras untuk mengedukasi petani dalam mengelola tanaman pangan berkelanjutan, di Jawa dan Sulsel menarik perhatian Muri, dan dicatatkan sebagai rekor Muri di bidang pertanian berkelanjutan," kata Country Manager FMC Indonesia, Ajudan Limbantorian.
Ajudan menyebut FMC Indonesia selama 40 tahun beroperasional selalu tertantang untuk memberikan solusi terbaik bagi pertanian Indonesia.
Kepala Dinas Pertanian Suloharjo Bagas Windaryanto memberikan apresiasi kepada Muri yang sudah memberikan penghargaan yang diberikan untuk pertanian Sukoharjo, yang diupayakan oleh FMC melalui produk insektisida Stargate 0.5 GR.
"Kabupaten Sukoharjo kini juga sedang menyiapkan kalangan milenial untuk menjadi petani yang mengawal sektor pangan padi," imbuh Bagas.
Ia juga menuturkan Sukoharjo menjadi rujukan program tanaman padi IP 400 dengan luasan lahan tanam mencapai 10 ribu hektare yang bisa 4 kali panen dalam setahun.
Ia paparkan, dengan 4 kali panen dalam setahun dengan luasan 10 ribu hektare, maka petani Sukoharjo mampu memanen sedikitnya 32 ribu ton. Satu hektare lahan bisa menghasilkan 8 ton gabah kering panen. (N-2)