22 March 2022, 20:57 WIB

Polda Sumsel Ungkap Praktik Pengoplosan BBM Jenis Solar


Dwi Apriani |

KEPOLISIAN Daerah (Polda) Sumatera Selatan membongkar praktik pengoplosan BBM ilegal di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim. BBM ilegal hasil oplosan tersebut selain dipasarkan di Muara Enim juga dijual ke kabupaten sekitar seperti Lahat.

Pengungkapan praktik ilegal pengoplosan BBM jenis solar ini berawal dari informasi BPH Migas ke Polda Sumsel pada 10 Maret 2022. Setelah informasi tersebut diselidiki dan dipastikan benar, pada Jumat (11/3), dilakukan penggerebekan di Desa Tanjung Terang, Kecamatan Gunung Megang.

Dari penggerebekan itu, polisi berhasil menyita 6 unit truk tangki dan 6 tersangka pengoplos BBM ilegal. "Tindak pidana yang dilakukan para pelaku sangat merugikan masyarakat, karena BBM yang dioplos dibutuhkan masyarakat luas. Kami imbau masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, Selasa (22/3).

Kapolda Sumsel Irjen Toni Harmanto mengatakan, Polda Sumsel yang pertama mengungkap pengoplosan BBM yang dicampur asam sulfat dan bleaching. "Dalam proses pengembangan dan penyelidikan diketahui pengoplosan BBM ini sudah berlangsung 1 tahun 7 bulan. Omzet mereka mencapai miliaran rupiah per hari. Korporasi yang terlibat dijerat UU Migas dan tindak pidana pencucian uang dan penggelapan pajak," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Reskrimsus Polda Sumsel, Kombes Barly Ramadhani menerangkan, praktik pengoplosan yang dilakukan para pelaku ini dengan mengoplos BBM dari Pertamina dengan minyak mentah dan berbagai bahan lainnya.

"BBM dan bahan-bahan tersebut dicampur dalam satu kolam penampungan lalu di mixer. Hasilnya disimpan di tangki-tangki dan toren untuk selanjutnya dipompa ke truk tangki. Setelah itu baru didistribusikan ke sejumlah konsumen di Muara Enim dan Lahat," terang Barly.

Para pelaku, kata Barly, memiliki peran masing-masing dalam setiap beraksi. Ada yang berperan sebagai penerima minyak mentah dari Muba, memasukkan bahan pencampur, dan yang melakukan mixing. "Pelaku juga menyiasati pengiriman dengan menggunakan mobil tangki berlogo Pertamina agar lebih terlihat rapi dan tidak mencurigakan. Tujuan mereka agar tindakan mereka tidak dicurigai polisi, maka mobil tersebut mereka beri logo pertamina," pungkasnya. (OL-15)

BERITA TERKAIT