MINYAK Goreng (Migor) di sejumlah pasar modern di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat kembali kosong. Sementara harga migor di pasar tradisional masih dijual di atas HET, dibanderol Rp20 per liter. Hal ini membuat masyarakat bertanya-tanya apa benar omongan menteri bahwa migor disebut melimpah
"Harga migor kemasan belum turun, kalau migor curah sudah turun sedikit. Bagi saya yang bejualan Warung nasi sangat terpukul dengan kondisi kelangkaan migor ini. Belum lagi harga telur, cabai dan bawang ikut naik, nunggu saja ini kuat jualan sampai kapan," ungkap Tintin (35) pedagang nasi, di Bebedahan, Kota Tasikmalaya, Senin (14/3)
Menurut Tintin, sebagai pedagang warung nasi kecil berharap pemerintah segera mengambil tindakan. Jangan bilang ditelevisi dan di koran harga migor sudah terkendali nyatanya tidak. Harga migor curah dan kemasan harganya masih tinggi.
Jika kondisi ini berlarut-larut, menurut ibu tiga anak ini, kemungkinan besar dia akan menutup warung nasinya sementara. Sebab sulit berjualan dalam kondisi harga-harga bahan pokok naik tidak terkendali. "Pembeli saya juga dari masyarakat kelas menengah ke bawah, harga dinaikkan lari, kalau harganya tetap saya yang mati. Porsinya dikurangi, lah hampir semua bahan pokok naik," ujar Tintin.
Ia mengatakan, kenaikan harga migor curah maupun kemasan dan kebutuhan pokok ikut merangkak naik. Seperti Cabai rawit domba Rp70 ribu perkg, telur Rp26 ribu semula Rp21 ribu/kg, terigu Rp 19 ribu, daging sapi Rp130 ribu, daging ayam Rp38 ribu semula Rp33 perkg.
Sementara itu, pedagang sayur pasar Induk Cikurubuk, Nono, 50, mengatakan, harga-harga kebutuhan pokok sejak dua pekan ini merangkak naik. Seperti bawang merah dijual Rp 50 ribu perkg, bawang putih Rp 40 ribu perkg, bawang bombay Rp35 ribu, ayam potong Rp38 ribu perkg, telur Rp 25 ribu per kilogram. Namun, beberapa kebutuhan sayuran ikut naik mulai kangkung, kembang kol dan lainnya.
"Katanya mau bulan puasa jadi semua kebutuhan pokok naik. Katanya juga karena pasokan pengiriman dari beberapa daerah terkendala cuaca buruk. Katanya lagi, karena hujan terus jadi petani cabai dan bawang gagal panen. Tau lah mana yang bener, saya sudah terima harganya naik," ujar Nono. (OL-13)
Baca Juga: Nelayan Labuan Bajo Terima Bantuan Tunai