PEDAGANG makanan di Purwokerto, Jawa Tengah, mengeluhkan kenaikan harga sejumlah komoditas barang kebutuhan pokok. Fenomena kenaikan harga tersebut membuat pedagang hanya untung tipis karena tidak bisa menaikkan harga jual makanan.
Berdasarkan pantauan, pada Senin (7/3), harga beras kualitas medium naik dari Rp9.500 per kilogram (kg) menjadi Rp10 ribu per kg. Komoditas gula naik dari semula Rp12.500 per kg menjadi Rp13.500 per kg. Harga tempe lonjoran naik rata-rata Rp500 per bungkus yakni dari semula Rp2.000 per bungkus menjadi Rp2.500 per bungkus.
Tempe lembaran tipis yang biasa digunakan untuk membuat mendoan naik dari Rp500 per lembar menjadi Rp2.000 isi tiga lembar. Komoditas tahu naik dari Rp2.500 per bungkus menjadi Rp3.000 per bungkus. Minyak goreng ditawarkan dengan harga Rp16 ribu per liter.
Daging ayam eceran mengalami kenaikan dari Rp10 ribu per seperempat kilogram menjadi Rp10.500 per seperempat kilogram. Harga cabai rawit merah dijual eceran Rp7.000 per ons, naik dari semula Rp6.000 per ons. Kenaikan harga bahan makanan pokok ini terjadi dalam sepekan terakhir.
"Karena semuanya naik, jadi bingung jualannya, kalau mau naikin harga khawatir pelanggan pergi. Saya pernah dimarahi orang karena dianggap terlalu mahal," kata salah satu pedagang, Henis.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Masih di Atas Rp14 ribu di Warung Sembako
Padahal di sisi lain, kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok tidak bisa dihindari. Salah satu upaya agar bisnis penjualan makanannya bisa bertahan, Henis terpaksa mengurangi komposisi masakan.
"Itupun tidak bisa dikurangi banyak komposisi makanannya karena pasti akan mengubah rasa makanan, nanti bisa ditinggalkan pembeli. Jadi hanya untung tipis saja," ucapnya.
Ratna, 25, penjual makanan lainnya mengalami hal yang sama. Selain mahal, minyak goreng juga amat sulit didapat. Padahal masakan yang ia jual mutlak membutuhkan minyak goreng untuk mengolahnya.(OL-5)