RIBUAN mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII), telah menerima potongan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Pemberian potongan pembayaran SPP ini dimaksudkan untuk membantu meringankan beban kalangan mahasiswanya dalam menghadapi masa pandemi covid-19.
Rektor UII Prof. Fathul Wahid, di depan sidang senat terbuka Milad ke-79 UII, menjelaskan bantuan dalam bentuk potongan SPP sebesar 10 persen diberikan untuk semua mahasiswa juga masih dijalankan di 2021.
"Mahasiswa yang terdampak dapat mengajukan tambahan potongan sesuai dengan tingkat keterdampakannya sampai total 25 persen dari tagihan SPP," kata Rektor Wahid, Rabu (2/3)
Menurut Rektor pada semester genap tahun akademik 2020/2021, sebanyak 1.648 pengajuan permohonan potongan yang disetujui. Di semester ganjil tahun akademik 2021/2022 sebanyak 1.674 disetujui.
Sepanjang 2021, jelas Rektor, UII telah memberikan potongan SPP sebesar Rp60,79 miliar. Nominal potongan ini, lebih besar dibandingkan pada 2020 yang sebesar Rp26,92 miliar. Pada 2022 potongan yang sudah diberikan sebesar Rp14,29 miliar.
"Selama pandemi sejak 2020, UII secara keseluruhan sudah memberikan potongan SPP sebesar Rp102,01 miliar. Ini adalah ikhtiar UII sebagai bentuk empati kepada yang terdampak dan juga sekaligus untuk merawat cita-cita para mahasiswa UII supaya tidak kandas karena pandemi
Covid-19," ujarnya.
Upaya lain untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa terutama yang berprestasi, UII juga telah memberikan beasiswa kepada sejumlah mahasiswanya. Rektor menjelaskan, beasiswa tersebut sebagian berasal dari internal UII dan sebagian lainnya berasal dari lembaga-lembaga di
luar UII.
Sampai dengan akhir 2021, jelasnya, tercatat sebanyak 3.243 atau 12,14 persen mahasiswa aktif menerima beasiswa baik yang bersumber dari internal UII maupun eksternal dengan total nilai nominal lebih dari Rp15 miliar.
Di lain sisi, ujar Rektor, sebagai upaya untuk menjaga kontinuitas perkuliahan selama masa pandemi khususnya saat terjadi pembatasan mobilitas fisik, UII mengembangkan pola pembelajaran luring dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Namun, UII juga mengembangkan ekosistem pembelajaran daring. "Ini bukan pilihan tetapi sudah menjadi keharusan," tegas Rektor.
Menurut Rektor, beragam inisiatif dilaksanakan UII, termasuk pelatihan kepada dosen, penyesuaian proses bisnis, serta penyediaan infrastruktur pendukung lain, seperti berlangganan zoom untuk pertemuan daring dan Panopto untuk mendukung pembelajaran asinkron. Evaluasi juga dilakukan baik di level jurusan/program studi, fakultas, maupun universitas, untuk mendapatkan umpan balik perbaikan proses.
Disebutkan, zoom (uii.zoom.us) telah menjadi bagian dari proses pembelajaran dan proses bisnis lain di UII. Selama 2021, imbuhnya, zoom telah digunakan untuk mendukung 436.597 pertemuan. Rata rata cacah pertemuan zoom per bulan adalah 36.383 atau 1.213 pertemuan dalam
sehari. "Durasi pertemuan normal rata-rata adalah 60 sampai dengan 90 menit," kata Rektor.
Dalam rapat senat Milad ke-79 ini, juga disampaikan orasi ilmiah bertajuk "Forensik Digital: Penerapan Bukti Ilmiah untuk Investigasi Kejahatan pada Ruang Siber," yang disampaikan Kepala Pusat Studi Forensika Digital UII, Dr. Yudi Prayudi. (OL-13)
Baca Juga: UNS Siapkan 5 Langkah Pencegah Korupsi di Kampus