23 February 2022, 18:39 WIB

Museum Keliling Kalteng Tanamkan Cinta Kearifan Lokal Sejak Dini


Surya Sriyanti |

MUSEUM Balanga milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah memiliki terobosan guna menanamkan cinta pada kearifan lokal. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh keberadaan museum yang tidak terjangkau oleh siswa SMP dan SMA di pedalaman Kalteng. Sehingga, pengelola museum meluncurkan program museum keliling.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng Adiah Chandra Sari menjelaskan program ini dalam rangka menanamkan kecintaan generasi muda terhadap budaya dan kearifan lokal.

"Jangan sampai budaya dan kearifan lokal kita punah karena generasi muda kita tidak mengenal akar budayanya terkhusus budaya melalui peninggalan sejarah," ujar Diah.

Selain itu, museum keliling ini untuk memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Kalimantan Tengah melalui beberapa koleksi yang ada di Museum Balanga.

"Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kecintaan para pelajar SLTP dan SLTA yang ada di Nanga Bulik akan budaya dan kearifan lokal suku dayak di masa lampau," tuturnya.

Baca juga: Riam Kinarum Wisata Alam dan Budaya Suku Dayak Deah Tabalong

Salah satu contoh yang dipamerkan dalam kegiatan itu adalah alat-alat berladang (bercocok tanam atau berkebun) pada zaman dulu termasuk gantang, kalaya behas, keba (alat gendong bayi terbuat dari kayu), palundu/lanjung, baluh Asip, sarangan danum Gita, sarangan danum mihup, tampi halap, jahunan, tuyang (alat ayunan bayi terbuat dari kulit kayu).

Para pelajar dapat mengetahui budaya adat dayak pada masa lampau. Pengenalan tersebut merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia yang merupakan warisan budaya Kalimantan Tengah dan mata pelajaran sejarah di sekolah.

"Melalui museum keliling ini para pelajar dapat mencintai budayanya sendiri dan melihat keunikan pada zaman dulu, bagaimana suku dayak pedalaman mampu bertahan hidup," pungkasnya.(OL-5)

BERITA TERKAIT