PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung akan melakukan tes swab antigen acak kepada karyawan dan pengunjung di sejumlah tempat wisata, pusat perbelanjaan, restoran, kafe dan lokasi-lokasi rawan kerumunan yang ada di Kota Bandung. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 di masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan tes swab antigen acak ini sesuai dengan Instruksi Pelaksana Tugas (PLT) Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Tes ini bukan hanya dilakukan di tempat satuan pendidikan (sekolah) tetapi juga di tempat-tempat lain.
"Sebelumnya Pemkot Bandung telah melakukan tes swab acak di kalangan sekolah yakni kepada siswa dan guru yang sedang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Tes acak di lingkungan sekolah tersebut dilakukan di 60 sekolah yang berada di Kota Bandung dan diambil dari semua jenjang pendidikan," ujarnya di Bandung, Kamis (10/2).
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil test swab antigen menyeluruh yang telah dilakukan kepada para siswa dan tenaga pendidik yang sedang melaksanakan kegiatan PTM 100%. Namun, saat ini, kegiatan PTM di Kota Bandung kapasitasnya hanya 50%. Tentu nantinya akan ada penyesuaian aturan dengan melihat perkembangannya seperti apa.
Selain tes swab acak, Ema juga melakukan monitoring tempat isolasi mandiri (isoman) di tiga tempat berbeda. Monitoring isoman tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan wilayah dalam mempersiapkan tempat isolasi yang memadai, guna mengantisipasi penyebaran covid-19 yang masih terus meningkat.
"Ketiga tempat tersebut di antaranya Kecamatan Antapani di Rumah Singgah Sehat, RW 3 Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Arcamanik di Balai RW 03, Kelurahan Sukamiskin dan Kecamatan Rancasari di Balai RW 01, Komplek Bandung Indah Raya, Kel. Mekarjaya," tukasnya.
Baca juga: Bandung Barat PPKM Level 3 Lokasi Wisata Tetap Buka
Menurut Ema, salah satu tempat isoman yang paling ideal diantara ketiganya yaitu berada di Kecamatan Arcamanik, Kelurahan Sukamiskin. Tempatnya milik Kemenkumham, ventilasinya luar biasa. Meski begitu, tempat ini masih belum secara maksimal dimanfaatkan masyarakat lantaran lebih memilih isoman di rumahnya masing-masing. Mereka melakukan isoman di rumah itu juga sudah memenuhi kaidah dan kriteria atau standar karena rumahnya sangat memadai.
Terkait wilayah Kecamatan Antapani yang menduduki urutan pertama sebaran kasus covid-19, Ema mengatakan, mobilitas masyarakat masih menjadi masalah yang menyebabkan lonjakan kasus di wilayah tersebut.
"Apalagi di sana mayoritas masyarakatnya masih produktif bekerja, dari faktor mobilitas itulah yang bisa berpengaruh kuat," lanjutnya.
Data yang didapat dari laman Pusat Informasi dan Koordinasi Jawa Barat (Pikobar), Kamis (10/2), Kota Bandung masih mencatatkan penambahan kasus tertinggi dalam sehari. Adapun rinciannya yaitu 714 kasus di Kota Bandung, 230 kasus di Kabupaten Bandung dan 73 kasus di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kemudian 84 kasus di Kota Cimahi serta 24 kasus baru di Kabupaten Sumedang.
Kini, total keseluruhan kasus terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Bandung Raya tercatat mencapai 41.139 kasus, 30.634 kasus di Kabupaten Bandung, 9.049 kasus di KBB, 10.976 kasus di Kota Cimahi dan 4.148 di Kabupaten Sumedang.
Sebagaimana diketahui, sejumlah daerah di Bandung Raya sudah meneken aturan pengetatan untuk membatasi mobilitas warga. Aturan itu juga disusun untuk menekan lonjakan covid-19 saat penerapan PPKM level 3.(OL-5)