04 February 2022, 09:28 WIB

Kasus Malaria Meningkat di Rote Ndao NTT


Palce Amalo |

DINAS Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan data baru terkait peningkatan kasus malaria di Kabupaten Rote Ndao, Jumat (4/2).

Saat ini tercatat 75 kasus malaria di daerah itu, sebagian besar berasal dari wilayah kerja Puskemas Sotimori di Kecamatan Landu Leko. Dinas kesehatan mencatat peningkatan kasus malaria di Rote Ndao terjadi sejak 2021 yakni sebanyak 42 kasus, namun tidak ada kasus kematian.

Sebelumnya, pada 2020 tidak ada kasus malaria di daerah wilayah di selatan Indonesia tersebut. Bahkan, sesuai jadwal yang ada, Rote Ndao
akan eliminasi malaria pada 2022. "Tiba-tiba muncul peningkatan insidensi kasus," ujarnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Lampung Bertambah 113 Orang

Menurutnya, peningkatan kasus juga terjadi di Kabupaten Flores Timur.Pada 2020, wilayah itu nol kasus malaria, kemudian muncul 158 kasus pada 2021 dengan satu kasus kematian. Kasus kematian pada 2021 juga berasal dari Sumba Timur satu kasus, dan Sumba Barat Daya 9 kasus.

Untuk kasus malaria terbanyak memang masih didominasi empat kabupaten di Pulau Sumba yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Data sementara kasus malaria di NTT sampai Februari 2022 sebanyak 248 kasus yang berasal dari Sumba Barat Daya 137 kasus, Rote Ndao 75 kasus dan sumba Timur 23 kasus.

Menurut Agusthina Rosphita, peningkatan kasus malaria di SUmba Timur Sumba Barat Daya dan Sumba Barat pada 2021 karena terjadi peningkatan temuan kasus malaria oleh kader malaria desa.  "Salah satu gerakan desa di Sumba Barat Daya adalah gerakan sapu plasmodium sebagai tindak lanjut dari Konsorsium Sumba yang digelar pada 24 November 2021," ujarnya. (H-3)

BERITA TERKAIT