KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, tidak termasuk daerah yang mendapat jatah operasi pasar minyak goreng. Padahal, di Kabupaten Cianjur sendiri saat ini harganya relatif masih melambung.
Jabatan Fungsional Analis Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cianjur, Sukri, menuturkan sejak awal Diskoperdagin Kabupaten Cianjur sudah mengajukan permintaan digelarnya operasi pasar minyak goreng ke Pemprov Jabar. Namun usulan tersebut belum terealisasi.
"Kalau ajuan sudah, tapi Kabupaten Cianjur tidak masuk daerah yang melaksanakan operasi pasar minyak goreng," kata Sukri kepada Media Indonesia, Jumat (14/1).
Sepengetahuannya, kata Sukri, Kementerian Perdagangan awalnya menunjuk ada lima kota dan kabupaten di Jawa Barat yang melaksanakan operasi pasar. Namun pada pelaksanaannya bertambah menjadi 12 kota dan kabupaten.
"Mungkin ada kebijakan lain dari Gubernur, pada pelaksanaan operasi pasar minyak goreng ada 12 kabupaten dan kota di Jawa Barat," tuturnya.
Sukri mengaku Diskoperdagin Kabupaten Cianjur akan kembali mengusulkan operasi pasar minyak goreng ke Pemprov Jabar. Ia berharap pada operasi pasar tahap selanjutnya Kabupaten Cianjur bisa mendapatkan jatah minyak goreng yang djjual murah ke masyarakat. "Kita akan usulkan lagi," tegasnya.
Di Kabupaten Cianjur, harga minyak goreng kemasan berbagai merk rata-rata di kisaran Rp20 ribu per liter. Sedangkan minyak goreng curah di kisaran Rp19.500 per liter.
"Harga minyak goreng kemasan bervariatif kalau di Cianjur. Tapi yang jelas masih relatif mahal, di atas harga normal," timpal Kepala Diskoperdagin Kabupaten Cianjur, Tohari Sastra.
Diskoperdagin bersama Bulog sempat mengecek stok minyak goreng ke sejumlah distributor di Kabupaten Cianjur. Menurut Tohari, di wilayahnya terdapat 3 distributor minyak goreng. "Hasil pengecekan, dari tiga distributor, ada satu yang hampir kolaps dan dua lagi masih berjalan," pungkasnya. (OL-15)