PROYEK Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo, Kadipiro, Solo, Jawa Tengah, senilai Rp 980 miliar dipastikan mengalami perubahan perluasan lahan. Hal ini menyusul adanya kebutuhan tambahan tanah, terutama untuk proyek underpass yang ada di bawah elevated .
Namun terlepas dari upaya pengadaan tambahan perluasan tanah, jadwal groundbreaking bakal dilaksanakan Sabtu (8/1) oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri PU-Pera Basuki Hadimoeljono. "Ada sedikit tambahan untuk pengadaan tanah. Hal ini disebabkan underpass butuh tanah yang lebih lagi. Jadi nanti masih pengadaan tanah, ganti rugi, dan sebagainya," ungkap Wali Kota Gibran Rakabuming, Jumat (7/1).
Ia menegaskan, secara teknis proyek yang ditargetkan selesai tahun depan itu sudah siap. "Teknis persiapan groundbreaking proyek elevated rail dan jalur ganda sudah selesai. Tinggal menunggu acara besok (Sabtu, 8/1)," tegas dia.
Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, lanjut putra sulung Presiden Jokowi itu, sudah mempersiapkan ground breaking proyek elevated rail dan jalur ganda. Dia menegaskan, selama groundbreaking, ada penutupan jalan di kawasan simpang tujuh Joglo. Namun begitu selesai jalan dibuka kembali.
Ia mengakui proyek jalan layang kereta api di Simpang Tujuh Joglo merupakan pekerjaan yang sangat kompleks sekali. Karena itu, dia meminta warga kawasan proyek diminta bersabar hingga tuntasnya pekerjaan pada 2023.
Baca juga: Gerakan Melawan Stunting HaloPuan Sampai di Ujung Timur Jawa Barat
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya, mengatakan pembangunan Elevated Rail Jalur Ganda Solo-Semarang yang dimulai 8 Januari 2022 merupakan fase 1 (Solo Balapan-Kadipiro). "Pembangunan elevated rail-nya hanya memiliki panjang maksimal sejauh 3 kilometer dari Stasiun Balapan-Stasiun Kadipiro. Start-nya mulai naik setelah kawasan Gilingan kemudian turun sebelum Kadipiro," tegas Putu. (OL-14)
