DALAM rangka memaksimalkan proteksi terhadap lingkungan, Pemerintah Provinsi Papua telah melibatkan para tokoh adat untuk terlibat dan turun langsung menjaga lingkungan. Kebijakan melibatkan para tokoh adat dipandang penting karena para pemimpin adat tersebut memiliki potensi untuk menggerakan masyarakat dalam melestarikan lingkungan.
Menurut tokoh pemuka agama Papua, Saiful Islam al Payage, adanya dana Otsus, banyak anak-anak papua sudah banyak bersekolah di dalam maupun luar negeri. Pendidikan perlu sekali didorong, agar putra putri papua dapat mengambil kesempatan baik di pemerintahan maupun swasta.
“Menjaga kestabilan pembangunan di tanah Papua harus menjadi perhatian serius dengan menjaga lingkungan dan keberlangsungan alam agar generasi kita selanjutnya tidak mengalami sesuatu yang tidak kita harapkan. Toleransi umat beragama di Papua saya pikir merupakan yang terbaik di Indonesia. Dalam setiap acara keagamaan, masyarakat selalu terlibat meskipun berbeda agama. Prinsip toleransi tidak hanya dimimbar tapi diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar tokoh yang terlahir dari keluarga pendeta terkemuka di Papua bernama Simon Payage yang saat ini menjadi ketua MUI Papua.
Senada dengan hal tersebut, anggota Pansus Otsus Papua DPR Heru Widodo menyatakan bahwa perpanjangan Dana Otsus Komitmen agar pembangunan Provinsi Papua terus berkelanjutan dan memberikan kesejahteraan nyata bagi seluruh rakyat Papua. Menurutnya, masyarakat adat yang diwakili tokoh adat memiliki peran penting dalam pelaksanaan UU Otsus Papua.
Terutama dalam penentuan anggota MPR dan DPRP yang nantinya memiliki tugas bersama sama dengan pemerintah daerah dalam menyusun program dan melakukan pengawasan dalam hal penggunaan dana otonomi khusus. Pembangunan Tanah Papua yang dituangkan melalui UU Otonomi Khusus sebagai hasil dari win-win solution dan UU hasil kebijakan politik. Majelis Rakyat Papua dan Papua Barat telah memberikan rekomendasi kepada Presiden agar terus melakukan dialog yang bermartabat dengan semua pihak guna meminimalisasi kekerasan di masa depan.
Baca juga: Wapres: Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua tak Boleh Ada Penundaan
“Khusus dalam hal Pendidikan kami pernah usulkan alokasi anggaran dana khusus untuk pendidikan keagamaan, karena semangat kami salah satunya adalah membangun sumber daya manusia rakyat Papua terutama ditunjang dari sisi pendidikan keagamaan,” katanya.
Terkait alam di Papua, peneliti BRIN, M Fathi Royyani menyoroti bahwa kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di Papua juga berdampak pada pemanfaatannya yang dilakukan oleh masyarakat. Ada yang dimanfaatkan sebagai obat-obatan, makanan, energi, kosmetik, dan keperluan lainnya. Setiap suku yang ada di Papua memiliki cara sendiri dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat di sekitarnya.
“The real orang Nusantara dulu, sebelum ada invasi, adalah orang dengan karakteristik orang Papua. Karakter perwajahan, perpaduan Austronesia dengan Melanesia. Spesies nusantara asli itu ada di Papua. Simbol yang paling nyata dari perdamaian orang Papua adalah sirih pinang. Sirih pinang merupakan konsep perdamaian yang luar biasa yang bisa kita angkat sebagai simbol perdamaian, kasih sayang, dan toleransi antar umat beragama,” lanjutnya.
Sebagai Miss Papua 2006, Putri Nere rupanya tidak pernah bisa jauh dari Papua. Karena Orang Papua itu suka hidup damai. keindahan alam tanah Papua menyita hatinya. Betapa ia menikmati surga kecil tersebut.
“Saya sangat bersyukur dan sangat berterima kasih kepada pak Jokowi yang sudah membangun Papua tidak hanya Jayapura tetapi juga di pendalaman. Pak Jokowi memberikan perhatian yang sangat luar biasa terhadap Papua dengan pembangunan infrastruktur dan jalan yang bisa mempercepat dan mempermudah arus ekonomi. Orang Papua sangat hangat bersahabat, dan saling menghargai satu sama lain. Dengan prinsip “Satu tungku tiga batu” orang Papua saling menghargai perbedaan dan tolong menolong bahkan dalam peringatan hari-hari besar keagamaan,” tegas salah satu aktris berbakat membintangi film Di Timur Matahari garapan sutradara Ari Sihasale. (R-3)