08 December 2021, 13:15 WIB

Pemkab Sikka Tanam Jagung di Lahan 13.543 Ha pada Musim Tanam 1


Gabriel Langga |

DINAS Pertanian, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur menargetkan penanaman jagung di musim tanam satu seluas 13.543 hektare (Ha). Lahan tersebut tersebar di 21 Kecamatan. Jenis tanaman jagung yang ditanam yakni hibrida dan komposit.

Kepala Dinas Pertanian melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sikka, Kristian Amstrong mengatakan untuk musim tanam pertama yang dimulai dari dari Oktober 2021 sampai dengan Maret 2022 ada sekitar 13.543 heakter lahan bakal ditanam jagung hibrida dan komposit yang tersebar di 21 Kecamatan.

Dari 13.543 ha itu, kata dia,  jagung hibrida bakal ditanam dengan luas 10.000 ha dan sisanya jagung komposit. "Kalau jagung hibrida kita punya potensi yang tinggi. Yang mana rata-rata produkvitas jagung hibrida kita itu sebesar 5 ton per hektar," ungkap Amstrong, Rabu (8/12).

Jumlah kelompok tani di Sikka, jelas Amstrong, khususnya yang ada di 21 Kecamatan sebanyak 1.515 kelompok dengan jumlah KK tani ada 14.746 orang. Sementara itu, jumlah kelompok tani yang membudidayakan kegiatan jagung hibrida ini di tahun 2021 sebanyak 4.90 kelompok tani.

Untuk dukungan sarana dan prasarana, ungkap dia, pihaknya menyiapkan sumur bor ada 90 unit, Hand Traktor ada 353 unit dan corn sheller sebanyak 53 unit. Kemudian, potensi irigasi air tanah di 21 Kecamatan ada sebanyak 21 titik. "Kita optimalkan agar hasil tanaman jagunng sesuai target," kata Amstrong.

Baca Juga: Target Belum Tercapai, Pemkab Simalungun Gencarkan Vaksinasi Covid

Kedepannya kata dia, Dinas Pertanian menargetkan pencapaian sasaran produksi jagung dengan 8 ton per hektar. Upayanya dengan membangun kemitraan dengan pelaku usaha sebagai offtaker dan lembaga perbankan dan koperasi dengan tujuan sebagai suplayer dengan menyiapkan Saprodi dan sebagai buyer dengan membeli hasil panen jagung.

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo saat ditemui mediaindonesia.com, menyebutkan potensi tanaman jagung di Sikka ada 16.000 ha. Untuk mendukungnya itu, pihaknya mengandeng pelaku usaha sebagai offtaker. "Petani itu punya tugas di ladang saja. Nanti sistim lain itu ada orang yang urus atau para pihak dalam rangka membeli hasil petani," papar dia

Dia pun mengaku saat ini Pemkab Sikka telah melakukan kolaborasi dengan Bank NTT meningkatkan produktivitas petani lokal, bukan hanya penyediaan modal, sarana produksi, melainkan juga bimbingan dan monitoring dalam setiap bagian.

Untuk itu, ia berharap kedepannya Sikka bisa menjadi swasembada jagung dengan menciptakan ekosistem bisnis yang melibatkan pihak-pihak, seperti pemerintah, offtaker, layanan lembaga keuangan, dan penyediaan pupuk untuk meningkatkan keuntungan para petani dari komoditas yang dihasilkan.

"Sinergi ini akan memberikan akses dukungan permodalan yang cukup bagi para petani agar dapat mengelola lahan mereka secara produktif dan bernilai tinggi," pungkas Bupati Sikka. (OL-13)

Baca Juga: Pemkab Lembata Dukung Penuh Aksi Perubahan Iklim Berkeadilan

BERITA TERKAIT