REALISASI investasi ke Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah di kuartal III 2021 baru mencapai Rp536 miliar atau turun 50% dibanding posisi yang sama tahun 2020. Alasannya karena terkendala pandemi Covid-19.
"Kami perkirakan sampai akhir tahun laju investasi masuk ke Karanganyar tetap stagnan," terang Kepala Dinas Pelayanan Modal dan Pelayanan Satu Pintu Terpadu (DPMPSPT) Kabupaten Karanganyar, Timotius Suryadi Rabu (24/11).
Ia memgakui pandemi covid-19 tahun ini sulit diprediksi, meski pada ketika mengganas tahun 2020, realisasi investasi belum berdampak signifikan, dan arus investasi masih bisa mencapai Rp1,3 triliun.
Yang jelas, lanjut dia, situasi yang mempengaruhi penurunan ini lebih disebabkan oleh trend ekonomi global yang juga melambat " Bukan karena sisi pelayanan maupun insentif," imbuh Timotius.
Pemkab Karanganyar, lanjut dia, optimistis bahwa laju investasi masuk ke wilayah Intan Pari pasa tahun 2022 bisa dipulihkan lagi menuju normal, atau menuju tren positif.
Kantor DPMPSPT Karangnyar kini menempati gedung baru, dengan menyediakan 23 outlet pelayanan, untuk memudahkan para investor mengurus dokumen investasi yang diperlukan.
"Bahkan outlet baru berupa perpanjangan paspor juga sudah ada sehingga memudahkan para investor," tandas dia sekali lagi.
Berdasar peringkat, sektor investasi di Karanganyar masih didominasi pada sektor manufaktur terutama industri makanan dan minuman memberikan kontribusi 48.59% atau sebesar Rp71 miliar.
Posisi kedua adalah sektor jasa 24% atau sebesar Rp35 miliar dan disusul sektor ketiga industri tekstil 11.96% sebesar Rp 17 miliar, serta keempat sektor perdagangan dan reparasi 11.60% sebesar Rp16 miliar.
Selama ini sektor manufaktur atau pengolahan barang setengah jadi menjadi penopang signifikan Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Karanganyar sebesar 42% . "Karena itu sektor manufaktur terus kami genjot," pungkas Timotius. (OL-13)
Baca Juga: Anies Temui Alberto Longo dan Bamsoet Bahas Formula E