10 November 2021, 00:15 WIB

Gempa Kembali Guncang Ambarawa, Jawa Tengah Siaga Bencana Hingga April


Akhmad Safuan |


GEMPA bumi kembali mengguncang Ambarawa Selasa (9/12) sekitar pukul 23.10 WIB. Tiga kali getaran dengan selisih sekitar 2 menit sangat mengejutkan warga.

Sampai Rabu (10/11) dini hari, warga Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, memilih berada di luar rumah dan bangunan. Mereka kembali dilanda kekhawatiran setelah beberapa pekan sebelumnya, juga mengalami rentetan gempa bumi serupa.


Meskipun belum diketahui adanya korban, baik benda atau jiwa, namun
gempa itu membuat warga ketakutan. Mereka terkejut dan keluar rumah.

Suasana sangat mencekap karena beberapa jam sebelumnya kawasan ini juga diguyur hujan cukup lebat. Udara terasa lebih dingin dari biasanya.

"Gempa cukup kencang dan membuat bangunan bergetar dan lampu gantung bergoyang kencang," ujar Widodo, 55, warga
Kelurahan Kranggan, Ambarawa.

Gempa bumi di Ambarawa dan sekitarnya seperti Banyubiru, Bawen, Jambu dan Kota Salatiga sebelumnya terjadi hingga puluhan kali selama tiga hari berturut-turut. Namun sudah lebih dari sepekan berhenti dan tidak dirasakan warga meskipun tenda Badan Penanggulangan Bencana Daerah masih terpasang di halaman parkir RSUD Ambarawa.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (9/11) siang, mengatakan berdasarkan informasi BMKG wilayah Jateng akan dilanda cuaca
ekstrim pada Desember 2021 hingga Februari 2022. Karena itu, dia menetapkan status darurat bencana hingga April mendatang sebagai antisipasi segala kemungkinan dan dampak yang terjadi.

"Sebagai langkah antisipasi bencana seperti banjir, longsor, angin ribut, gempa bumi dan lainnya perlu dilakukan mitigasi bencana dengan kewaspadaan penuh terutama di wilayah rawan bencana," lanjutnya.

Kepala daerah diminta untuk terus mengedukasi dan menyebarkan peta bencana sekaligus memberi informasi kepada warganya.

Ia meminta kepala daerah menggandeng aktivis dan sukarelawan kebencanaan, kelompok-kelompok masyarakat untuk terus memberikan edukasi. "Gunakan sistem peringatan dini meskipun dengan alat sederhana, bisa kentongan, ilmu titen dan lainnya, yang masyarakat
sudah paham," imbuhnya.


Selain itu, Ganjar meminta harus disiapkan lokasi dan tenda
pengungsi  dengan penerapan protokol kesehatan ketat pencegahan covid-19 di daerah-daerah rawan bencana termasuk logistik dan peralatan yang dibutuhkan.

"Saya juga minta digelar simulasi penanganan bencana agar masyarakat tahu dan siap menghadapi situasi terburuk," tambahnya. (N-2)

BERITA TERKAIT