KOMITE Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat bersama
Daya Mahasiswa Sunda (Damas) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
mengenalkan media baru wayang kontemporer di masa industri 4.0.
Berbeda dengan wayang biasa, pertunjukkan wayang ini dikemas dengan berbagai modernisasi. Di antaranya alat musik yang digunakan, cerita yang diangkat, hingga media penayangan yang dilakukan secara virtual berbasis internet.
Jika wayang biasa menggunakan alat musik tradisional seperti gamelan,
pagelaran media baru wayang kontemporer ini menggunakan perangkat musik
modern. Cerita yang diangkat pun bukan kisah Ramayana, melainkan
pentingnya menjaga protokol kesehatan di saat pandemi virus korona yang
hingga saat ini belum berakhir.
Ketua KNPI Jawa Barat Ridwansyah Yusuf Achmad mengatakan, melestarikan
budaya leluhur merupakan keharusan bagi setiap generasi. Budaya
merupakan jati diri suatu bangsa yang memiliki peran dan fungsi
strategis karena menjadi dasar dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
"Apalagi di era sekarang, ekonomi kreatif yang salah satunya melalui
budaya, menjadi kekuatan baru untuk menciptakan daya saing manusia,"
katanya saat menghadiri pagelaran tersebut, Minggu (7/11) malam.
Menurut Ridwansyah pelestarian kebudayaan ini harus dilakukan semua
pihak agar memiliki nilai ekonomi yang baik. "Kita kurangi kompetisi, perbanyak kolaborasi. Untuk melestarikan budaya perlu terobosan seperti ini. Dengan ide memodernkan, mengkontemporerkan seni tradisi sehingga bisa mendapat simpati anak muda," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik
mengapresiasi inovasi itu. Selain untuk menjaga warisan budaya,
cara seperti ini diyakini menjadi kontributor dalam pertumbuhan ekonomi
yang saat ini terpuruk akibat pandemi.
"Atraksi budaya ini penting dikemas untuk pertumbuhan ekonomi. Jadi agen of change, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dikemas melalui suatu tradisi," tambahnya.
Dia menilai kebudayaan akan menjadi senjata utama dalam memenangkan persaingan global. "Budaya anak-anak muda kita sudah dikuasai, di antaranya melalui makanan khas luar negeri yang marak di dalam negeri. Sekarang bagaimana kita bisa menguasai dunia lewat wayang," ujarnya.
Apresiasi pun disampaikan Kepala Bidang IKP Dinas Komunikasi dan
Informatika Jawa Barat Faiz Rahman. Menurutnya, cerita wayang
kontemporer yang bertemakan sosialisasi protokol kesehatan ini menjadi
cara yang ampuh dalam menyosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat.
"Pengalaman kita selama dua tahun (pandemi) ini dalam menyampaikan
informasi tentang sosialisasi prokes, infonya lebih tersampaikan jika
dibalut hal-hal yang atraktif dan budaya lokal," ujarnya. (N-2)