PT AGINCOURT Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, mendorong peningkatan kapasitas penyuluh pertanian di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, dengan memfasilitasi program sertifikasi.
General Manager Operations PT Agincourt Resources (PTAR) Rahmat Lubis mengungkapkan, pihaknya memfasilitasi sertifikasi profesi terhadap 30 orang tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Tapsel pada tanggal 5-7 Oktober 2021.
"Sertifikasi ini diikuti sembilan orang PPL dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Batangtoru, enam orang PPL dari BPP Muara Batangtoru dan 15 orang PPL dari BPP kecamatan lain di Tapsel," terangnya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/10).
Setelah mengantongi sertifikat, mereka akan menjadi mitra konsultasi bagi para petani, pekebun, peternak dan perikanan air tawar.
Dalam menggelar program ini PTAR menggandeng sejumlah instansi terkait. Yakni Dinas Pertanian Tapsel, Balai Pelatihan Pertanian Jambi dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Rahmat menjelaskan, program ini sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K), Peraturan Mentan No. 45/Permentan/OT.140/4/2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian, serta Keputusan Menakertrans No. 43 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasiona Indonesia (SKKNI) bidang Penyuluhan Pertanian.
Bagi PTAR, program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan sektor pertanian di Tapsel.
Khususnya untuk meningkatkan produktivitas dan jumlah areal lahan pertanian di Kecamatan Batangtoru yang menjadi salah satu wilayah lingkar tambang. "Lebih dari 70% masyarakat di Kecamatan Batangtoru berprofesi sebagai petani," ujarnya.
Kecamatan Batangtoru merupakan salah satu sentra pertanian di Tapsel dengan komoditas padi.
Senior Manager Community PTAR Christine Pepah menambahkan, pendampingan dari PPL yang berkualitas, andal, profesional, inovatif, proaktif, dan komunikatif sangat diperlukan untuk mengembangkan sektor pertanian. "Karena itu PPL yang bersertifikasi sangat dibutuhkan untuk mendampingi para petani," imbuhnya.
Melalui pendampingan dari PPL, produksi pertanian Tapsel dipercaya akan meningkat sehingga dapat mendorong pendapatan dan kesejahteraan petani.
Berdasarkan hasil pendampingan PTAR, luas lahan budi daya pertanian di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru telah mencapai sekitar 150 hektare.
Terdiri dari budi daya pertanian organik seluas 2 hektare, budi daya penangkaran padi 10 hektare, budi daya pertanian padi konvensional 100 hektare, budi daya tanaman akar rimpang 3 hektare dan budi daya jagung pipil 35 hektare.
"Jumlah petani yang mendapatkan program pendampingan dari PTAR juga telah mencapai sekitar 250 orang," ungkap Christine.
Berbagai hasil pertanian mereka juga sudah berhasil dipasarkan ke luar Batangtoru dan Muara Batangtoru. Yakni ke Padangsidimpuan, Sibolga, hingga Medan.
Tidak hanya peningkatan kualitas penyuluh pertanian berupa sertifikasi profesi, selama ini PTAR juga mendukung para petani dari aspek lain.
Di antaranya penyediaan sarana produksi pertanian, sistem irigasi, infrastruktur akses persawahan, asistensi sertifikasi produk, penguatan kelembagaan kelompok tani, fasilitas produksi pasca panen serta akses pemasaran.
Dengan program-program antara lain pengembangan ternak terpadu untuk kelompok pemuda desa serta budi daya dan penjualan tanaman akar rimpang oleh kelompok masyarakat di dua desa.
Kemudian pengembangan kapasitas budi daya ikan, produksi bibit padi unggul dan tersertifikasi, pembangunan infrastruktur pertanian ,seperti akses jalan dan perbaikan saluran irigasi) serta budi daya tanaman buah-buahan dalam pot. (YP/OL-10)