SEJUMLAH Aktivis kemanusiaan di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/12) menggelar road show dan malam seribu lilin Peringati hari AIDS sedunia yang jatu pada 1 Desember.
Selain mendoakan Orang dengan HIV AIDS (ODHA), malam seribu lilin itu dimaksudkan juga untuk mendoakan perempuan korban kekerasan, korban perdagangan orang dan para pejuang kemanusiaan.
Pantauan Media Indonesia, Selasa (3/12) malam, seribu Lilin di Maumere, Kabupaten Sikka diawali dengan Roadshow peserta kegiatan dimulai dari monumen tsunami bergerak ke Wuring, Pasar Alok terus ke stadion Gelora Samador dan berakhir di depan Sikka Convention Center (SCC).
Suster Maria Analete, SSpS dan Suster Karmelita Sareng, SSpS, Nampak bergantian berorasi serta membacakan data dan fakta penyebaran AIDS dalam skala Global, nasional hinggga skala local.
Dalam orasinya para suter itu menegaskan, Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin meningkat dalam 3 dekade terakhir sehingga menjadi sebuah epidemi terburuk di abad ke-20 ini.
Baca juga : Stok Pangan di Flotim dan Lembata Cukup hingga Tahun Baru
“Infeksi HIV bisa menyebabkan sindrom yang disebut Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini bisa memberikan dampak yang besar, baik terhadap individu itu sendiri, kultur, demografi, ekonomi, bahkan sampai politik. Dalam konteks global, data WHO tahun 2018 menunjukkan, sebanyak 37,9 juta orang dewasa dan 1,8 juta anak-anak terinfeksi HIV. Dari infeksi tersebut, 1 juta orang diantaranya meninggal dunia karena AIDS,” ujar Suster Maria Analete, SSpS.
Disebutkan, dalam skala Nasional, umumnya jumlah Kasus HIV dan AIDS di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya.
“Jumlah komulatif kasus HIV sampai Maret 2019 tercatat sebanyak 338.363 kasus. Lima provinsi tertinggi, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Dan Jawa Tengah. Di Provinsi NTT sejauh ini jumlah kasus HIV dan AIDS terdata sebanyak 6.554 Kasus, dengan jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 1.369 orang,” ujar Suster Karmelita Sareng, SSpS.
Lebih lanjut menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Tahun 2019, di Kabupaten Sikka, sejak ditemukan 3 kasus HIV dan AIDS pada tahun 2003 lalu, jumlah kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Hingga Oktober 2019, total kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka sebanyak 817 Kasus. Terdapat pula 63 kasus baru HIV dan AIDS sepanjang Januari sampai dengan Oktober 2019.
Berdasarkan jenis kelamin Kasus HIV dan AIDS dominan dialami kaum Pria dengan jumlah kasus sebanyak 484 atau 59,2 %. Sedangkan berdasarkan golongan umur, HIV/AIDS dominan dialami oleh kelompok usia produktif, 25-49 tahun, dengan jumlah 606 kasus atau 74%.
Baca juga : FPKDK Gelar Jalan Santai Peringati Hari Disabilitas Internasional
Epidemi HIV dan AIDS merambah hampir ke seluuruh profesi/pekerjaan, dengan ibu rumah tangga (IRT) merupakan profesi/ pekerjaan yang dominan mengalami kasus HIv dan AIDS, dengan jumlah sebanyak 194 kasus atau 23,7%. untuk PNS/TNI/POLRI sendiri, sejauh ini terdata sebanyak 725 kasus atau 89%.
Heterosekseksual merupakan jenis orientassi seksual yang dominan terinfeksi HIV dan AIDS, dengan jumlah sebanyak 725 kasus atau 89%.
Sekretaris KPA kabupaten Sikka Yohanes Siga menyebutkan, 21 kecamatan di Kabupaten Sikka, tidak satupun yang terbebas dari kasus HIV dan AIDS. kecamatan Alok merupakan kecamatan di Kabupaten Sikka dengan jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak, Yakni 132 kasus atau 16,1 %.
Sejak 2003 hingga 2019, Kasus HIV dan AIDS telah merenggut sebanyak 196 nyawa atau 23,9% total masyarakat di Kabupaten Sikka.
Pelbagai data tersebut, tentu merupakan fenomena gunung es yang kiranya perlu ditanggapi secara serius oleh masyarakat dan para stakeholder dikabupaten ini. (OL-7)