PENYELENGGARA Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Jawa Tengah belum lama ini dinyatakan sebagai pelayanan terbaik di Indonesia.
Hal ini terbukti dengan diraihnya Investment Award 2019 yang kedua kalinya oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah.
Penghargaan diperoleh setelah Pemprov Jateng memperbaiki sistem pelayanan perizinan. Ada beberapa syarat yang bisa diringkas dan proses waktunya bisa dipercepat.
Pemprov juga memberikan pendampingan jika pebisnis akan berinvestasi ke Jateng. Hasilnya, Jateng sekarang banyak dilirik para investor yang ingin merelokasi pabrik ke Jateng.
Menurut Gubernur Ganjar Pranowo, PTSP penting untuk menjawab keluhan pengusaha. Salah satu terobosan DPMPTSP ialah membuat Sistem Aplikasi Perizinan Jawa Tengah (SIAP Jateng) di akhir 2017. "Ini sebagai komitmen pelayanan mudah, murah, dan cepat," ujarnya belum lama ini.
Namun, Ganjar masih ingin memperbaiki sistem informasi investasi dan sistem kerja sama antarkabupaten/kota.
"Sistem informasi ini akan menjadi seperti peta untuk mengetahui kondisi investasi di Jateng. Kalau mau investasi, tinggal apply lewat aplikasi. Saat calon investor datang, sudah ada gambaran soal tempat dan mau investasi apa," terangnya.
Ganjar juga menginginkan PTSP provinsi hingga kabupaten/kota bisa membuat standar regulasi pelayanan.
Masalah demografi
Ganjar menyatakan Jawa Tengah membutuhkan investasi sangat besar untuk mengakomodasi angkatan kerja.
Pada Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2019, Jateng menawarkan sektor unggulan, yakni pariwisata dan manufaktur dengan didukung sektor properti, infrastruktur, energi, dan agrikultur.
Jateng akan menindaklanjuti CJIBF dengan menggelar wisata investasi. Para calon investor akan diajak keliling ke berbagai daerah di Jawa Tengah.
Di sisi lain, keluhan masih muncul dari masyarakat, misalnya pengalaman seorang warga, Kusuma, yang merasa pelayanan masih lamban ketika memproses berkas perizinan usaha.
Ia juga masih merasa tidak ada kepastian kapan berkas itu bisa selesai. Dia pun kerap ditanyai investor soal izin usaha tersebut. "Padahal, orang bisnis itu kuncinya kepercayaan," keluhnya. (HT/X-11)