DINAS Bina Marga DKI Jakarta mendapat anggaran Rp171 miliar untuk membangun trotoar dalam Rancangan APBD 2023.
Awalnya, Dinas Bina Marga mengusulkan anggaran pembangunan trotoar sebesar Rp200 miliar. Namun, dalam pembahasan RAPBD 2023 bersama DPRD DKI, anggaran dipotong menjadi Rp171 miliar.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan dengan dana tersebut, trotoar yang bisa dibangun di wilayah Ibu Kota sepanjang 20km.
"Rencananya dari anggaran Rp171 miliar, kita akan fokuskan di Matraman Raya. Itu ada Halte Transjakarta yang lagi dibangun. Kita luruskan dari Matraman Raya ke Salemba. Kemudian di Harmoni, Jalan Gunung Sahari dan lanjut ke Jalan Mas Mansyur," jelas Hari, Jumat (18/11).
Baca juga: Survei IAP : Warga Puas terhadap Kualitas Pedestrian di Jakarta
"Memang kita bicara membangun trotoar itu adalah kawasan. Tidak ruas per ruas jalan, tapi kawasan. Supaya nanti jadi satu kesatuan, satu sistem. Biar orang mau ke arah angkutan itu bisa nyaman, aman dan bisa cepat ke angkutan umum," sambungnya.
Hari menjelaskan pihaknya tidak akan semata membangun trotoar, namun juga melakukan penataan jalan dengan konsep 'complete street'. Konsep ini sudah digunakan di berbagai wilayah, seperti Jalan Barito, Jalan Kramat Raya, hingga jalan protokol.
Adapun konsep yang diusung mengonsistensi lajur jalan, guna mencegah terjadinya bottle neck. Jika memungkinkan, pihaknya akan menyediakan jalur sepeda di trotoar yang akan dibangun. Seperti halnya yang ada di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin.
Baca juga: Banyak Pesepeda di Luar Jalur Sepeda, Ini Kata Dishub DKI
"Otomatis kita sekarang bikinnya complete steet. Complete street artinya, ya minimal lebar trotoar 3-4 meter. Kemudian kita pakai complete street itu ya pakai bollard, maupun guiding block," kata Hari.
"Kita harus memahami, bahwa membuat trotoar itu untuk mengonsistensi lajur jalan. Lajur jalan tadinya empat lajur, kemudian tiga, kemudian empat. Karena ini tidak konsisten lajur jalan, kita konsistensi lajur jalan menjadi tiga semua. Sisanya jadi trotoar," imbuhnya.
Hari pun membantah dengan konsistensi lajur yang akan mengurangi jalan. Menurutnya, pembangunan trotoar sudah memiliki prinsip keadilan. Terlebih, dalam jangka panjang, Jakarta harus meningkat sebagai kota global. Dalam hal ini, mengutamakan kenyamanan bagi pejalan kaki dan pesepeda.(OL-11)