DIREKTUR Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Luckmi Purwandari menyebutkan kualitas udara di Jakarta membaik usai pemerintah pusat menaikkan harga BBM, September lalu.
Dalam dialog publik bertajuk 'Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta', Luckmi mengatakan hal tersebut diketahui dari data pemantauan kualitas udara di 5 stasiun yang ada di Jakarta.
"Kami mendata, data kualitas udara ada di 5 stasiun. Dari DKI ada. Juga dari KLHK. Kalau kami catat, sejak September, sejak kenaikan BBM 65 hari lalu, kecenderungannya membaik indeks standar pencemaran udara atau ISPU nilainya menurun. Ada datanya. Cuma belum dihitung berapa persen," kata Luckmi, Selasa (8/11).
Baca juga: Ini Wilayah Dengan Polusi Udara Terparah di Jakarta
Luckmi melihat ada dua hal yang bisa menyebabkan kualitas udara Jakarta membaik seperti kenaikan harga BBM membuat masyarakat kemudian beralih ke angkutan umum. Sebab, kendaraan bermotor menyumbangkan besar dalam hal pencemaran udara di Jakarta.
Kedua, perbaikan kualitas udara juga bisa terjadi karena jenis bahan bakar minyak yang digunakan kendaraan bermotor yang sudah lebih baik. Terlebih pemerintah pusat membatasi penggunaan bahan bakar bersubsidi.
"Bisa jadi juga karena bahan bakarnya yang bagus jadi emisinya rendah. Berapa lama agar bisa berkurang secara signifikan? Perlu waktu lagi berapa bulan lagi untuk menghitung," terangnya.
Faktor lainnya yang dapat memengaruhi kualitas udara yakni teknologi kendaraan bermotor yang mayoritas beroperasi saat ini.
Luckmi menyebutkan, kendaraan yang diproduksi di atas 2016 memiliki emisi yang lebih rendah. Hal ini diketahui dari data hasil uji emisi yang dilakukan oleh KLHL di kementerian dan lembaga.
Ia pun meminta agar masyarakat dapat berperan dapat mengurangi pencemaran udara dengan menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki serta naik sepeda apabila bermobilitas jarak rendah.
Masyarakat juga bisa melakukan uji emisi berkala pada kendaraan bermotornya masing-masing untuk mengetahui kesesuaian antara emisi yang dihasilkan dengan standard pemerintah.
Selain itu, kepada Pemprov DKI serta Pemda Jabodetabek, Luckmi menyarankan agar ada integrasi angkutan umum yang memadai.
"Jabodetabek ini satu kesatuan memengaruhi kualitas udara Jakarta karena mobilitas cukup padat. Perlu angkutan umum yang terintegrasi agar masyarakat beralih ke angkutan umum guna mengurangi pencemaran udara," tuturnya. (OL-1)