SEJAK Jumat (19/7) hingga Minggu (21/7) ada keramaian di Monumen Nasional. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Badan Musyawarah DKI Jakarta kembali menyelenggarakan Lebaran Betawi.
Acara yang diselenggarakan tiap tahun ini bertujuan melestarikan kebudayaan Betawi. “Lebaran Betawi memiliki makna merayakan kemenangan setelah puasa sebulan penuh yang menghadirkan kearifan lokal,” kata Tokoh Forum Pengkajian Betawi, Yahya Andi Saputra, saat dihubungi, Sabtu (20/7).
Wakil Ketua Badan Musyawarah Betawi Amarullah Asbah menargetkan 1 juta pengunjung. “Acara ini harus dikunjungi karena hanya pada acara ini kesenian hingga kuliner khas Betawi yang sudah jarang ditemukan bisa dinikmati warga,” ungkapnya di Monas, Sabtu (20/7).
Acara ini sengaja dikemas menarik lengkap dengan kuliner dan seni tradisional Betawi. Alhasil, ada puluhan tenant penjual sajian khas Betawi di sini.
Gapung, penjual dodol sengaja memboyong kuali berdiameter 1 meter lengkap dengan adonan dodol untuk menarik minat pengunjung. Ternyata strateginya berhasil. “Lumayan. Sudah banyak yang terjual dari pagi,” ungkap Gapung.
Selain kuliner, ada anjungan-anjungan yang menampilkan rumah adat Betawi dan pernak-pernik yang berkaitan dengan monumen atau objek wisata khas yang dimiliki tiap-tiap wilayah. Anjungan Kepulauan Seribu menjadi primadona dalam event ini.
Puncak acara Lebaran Betawi akan berlangsung Minggu (21/7). Agendanya parade jalan santai 2.000 peserta memakai baju adat Nusantara. Rencananya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menghadiri parade yang akan dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB. (Put/Iam/J-2)