19 July 2019, 05:00 WIB

Implementasi TOD Butuh Sinergi


mediaindonesia |

TRANSIT oriented development (TOD) di Jakarta masih sekadar konsep. Padahal, dengan mengimplementasikannya akan menghemat lahan dan efisiensi dalam penggunaan transportasi. Untuk mewujudkannya membutuhkan sinergi antara pemangku kepentingan.

Demikian benang merah Konferensi Nasional Rekayasa dan Desain di Fakultas Teknik Universitas Agung Podomoro (UAP), dalam rangka Dies Natalis ke-6, kemarin.

"TOD ini sangat menarik untuk para developer membangun sebuah area compact atau mix uses untuk menghemat lahan, efisiensi dalam hal penggunaan transportasi yang mana masyarakat dapat beraktivitas dengan efektif, dan tentunya hemat waktu. Sayang masih konsep," ungkap Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT UAP, Nilam Atsirini.

Dengan radius 400-600 meter dari pusat transit, jelasnya, dari sisi ekonomi, lingkungan, dan sosial, polusi dapat diminimalisasi. Kemacetan dan kecelakaan dikurangi, merangsang pertumbuhan ekonomi kawasan sehingga pendapatan daerah dapat meningkat, termasuk produktivitas yang ikut meningkat.

"Sinergi pemerintah, developer, BUMN, dan masyarakat perlu ada sinergi dan komunikasi yang baik agar TOD ini dapat terimplementasi dengan baik. Hal ini masih sangat kurang," tandasnya.

Terkait hal itu, Warasmus Adam Vice President PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mendukung implementasi TOD. Kendati pihaknya tidak mendorong, masyarakat tertarik menggunakan kereta commuter. Dampaknya perumahan tumbuh di kawasan stasiun-stasiun. "Karena tarif yang murah berkat disubsidi pemerintah dan fasilitas juga selalu kami tingkatkan", ungkapnya. Akibatnya, masyarakat memilih menggunakan kereta sebagai sarana transportasinya. (*/J-3)

BERITA TERKAIT