PERDANA Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengumumkan tambahan dana sebesar 300 juta euro atau sekitar Rp4,9 triliun untuk melawan dampak perubahan iklim. Keputusan itu diambil usai Yunani dilanda banjir di pusat negara itu yang menewaskan 17 orang, termasuk dua wisatawan Austria.
“Yunani sedang menghadapi perang di masa damai. Selama periode dua minggu, kami mengalami kebakaran hutan terburuk dan banjir terburuk dalam sejarah kami,” kata Mitsotakis dalam pidatonya di Thessaloniki.
Krisis iklim telah terjadi dan memaksa Yunani untuk melihat segala sesuatunya secara berbeda, katanya.
Baca juga: Korban Tewas akibat Banjir di Yunani Bertambah Banyak
Rekonstruksi infrastruktur merupakan hal yang mendesak, kata Mitsotakis, sambil mengumumkan tambahan dana khusus sebesar 300 juta euro untuk mengatasi dampak perubahan iklim, sehingga totalnya menjadi 600 juta euro.
"Dana tambahan tersebut akan berasal dari peningkatan biaya akomodasi yang dibebankan kepada wisatawan, terutama di hotel-hotel yang sangat mahal," tambahnya.
Korban tewas akibat Badai Daniel, yang melanda wilayah tengah Thessaly, bertambah menjadi 17 orang, Kantor Berita Athena melaporkan, Sabtu (17/9).
Baca juga: Kebakaran Hutan di Yunani Terbesar di Eropa
Tes laboratorium DNA mengonfirmasi bahwa dua jenazah yang ditemukan pekan lalu adalah milik pasangan Austria yang hilang selama lebih dari seminggu, kata sumber kepolisian.
Ternak dan Tanaman Hancur
Banjir minggu ini di wilayah Thessaly, yang disebabkan Badai Daniel, juga menenggelamkan 110 ribu hewan ternak dan menyapu bersih seperempat produksi pertanian tahunan Yunani.
Sebelumnya, Yunani bagian timur laut mengalami kebakaran dahsyat yang berkobar selama dua minggu di Taman Nasional Dadia.
Kerusakan di sana mencakup hampir setengah dari total wilayah yang terbakar akibat kebakaran hutan di Yunani sejak awal musim panas, menurut layanan iklim Eropa Copernicus.
Kebakaran di Yunani pada musim panas ini menewaskan sedikitnya 26 orang, sebagian besar dari mereka adalah migran yang terjebak di hutan dekat perbatasan timur laut dengan Turki.
Mitsotakis juga mengatakan adanya kebutuhan akan asuransi bencana alam baik bagi masyarakat maupun dunia usaha.
Dia mengumumkan diskon 10% pada pajak asuransi properti dan asuransi wajib untuk usaha menengah dan besar.
“Ini saatnya untuk memulai debat publik mengenai asuransi wajib bagi semua rumah dan bisnis,” tambahnya.
Dia juga menjawab kritik dari pihak oposisi dan komentator lain bahwa pemerintah tidak berbuat cukup banyak untuk mempersiapkan negaranya menghadapi peristiwa cuaca ekstrem di musim panas.
Dia mengakui ada kebingungan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas apa dan kecenderungan untuk menyalahkan pihak lain. Namun dia menambahkan, "Apapun yang hilang dari kami, sebagai negara dan warga negara, kami akan membangunnya kembali dengan lebih baik." (AFP/Z-1)