09 June 2023, 19:51 WIB

Sekjen: Indonesia Bawa ASEAN Diperhitungkan Dunia


Media Indonesia |

SEKRETARIS Jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Sekjen ASEAN) Kao Kim Hourn menilai bahwa Indonesia secara strategis memainkan peran penting dalam memegang dan menjalankan keketuaan ASEAN tahun ini.

"Saya kira Indonesia sangat cerdas secara strategis dalam memainkan peran yang sangat penting dalam keketuaan ASEAN tahun ini," kata Sekjen Kao Kim Hourn dalam wawancara khusus dengan Antara pada Kamis (8/6/2023) sore. Menurut dia, pemilihan tema dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini juga menunjukkan bahwa ASEAN memang organisasi regional yang penting. 

Dalam keketuaannya di ASEAN pada tahun ini, Indonesia mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang bermakna ASEAN penting dan relevan sebagai pusat pertumbuhan dunia. "Di bawah kepemimpinan Indonesia, ASEAN dipandang penting, karena tema ASEAN Matters menyiratkan bahwa ASEAN penting bagi kawasan dan komunitas global, yakni yang kami lakukan dan bagaimana kami berperilaku untuk peran yang kami (ASEAN) mainkan," ujar Sekjen Kao Kim Hourn.

Baca juga: Hari Keamanan Pangan Sedunia, ASEAN-BAC Dorong Harmonisasi Regulasi Standarisasi Pangan

Selain pilar ASEAN Matters, dia menilai bahwa pilar Epicentrum of Growth (Pusat Pertumbuhan) dalam tema tersebut ialah pilihan yang tepat karena ASEAN sekarang memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat hingga layak dianggap sebagai pusat pertumbuhan kawasan. "Kita (ASEAN) sekarang memang menjadi episentrum pertumbuhan. Dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN tahun ini diperkirakan sebesar 4,7% jauh di atas prediksi pertumbuhan rata-rata ekonomi global," ucapnya.

Ada tiga elemen penting dalam makna ASEAN Matters, yakni penguatan kapasitas dan efektivitas ASEAN, persatuan ASEAN, dan sentralitas ASEAN. Sementara di bawah pilar Epicentrum of Growth, Indonesia berupaya untuk memastikan unsur-unsur penting di kawasan yang terdiri atas arsitektur kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan.

Baca juga: ASEAN Bahas Ancaman Krisis Pangan

Delegasi negara-negara ASEAN menghadiri pertemuan ke-43 ASEAN Food Security Reserve Board (AFSRB) di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (7/6/2023), untuk membahas ancaman krisis pangan global. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam kegiatan tersebut menyebutkan bahwa Indonesia bertindak sebagai ketua dalam pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari itu. "Banyak yang kita diskusikan dalam dua hari mengenai pangan, bagaimana krisis pangan, el nino, bagaimana kita semua mempersiapkan cadangan pangan, utamanya di ASEAN," ungkapnya.

Arief menerangkan bahwa pertemuan itu menggarisbawahi isu penting yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait ancaman kekurangan pangan dan kelaparan di berbagai belahan bumi sebagai dampak dari perubahan iklim. Ia memperingatkan bahwa tantangan di sektor pertanian juga bertambah dengan adanya perang masih berlangsung. "Seperti apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden, kita dalam kondisi tidak baik-baik saja. Kita harus alert (waspada) untuk mempersiapkan ini semua," kata Arief.

Ia menerangkan, pertemuan tersebut akan memperbarui informasi mengenai isu-isu terkini mengenai kebutuhan dari masing-masing negara ASEAN agar dapat diselesaikan melalui kerja sama antarnegara. "Misalnya delegasi Malaysia nanti juga akan menyampaikan apa yang dibutuhkan, nanti Indonesia. Kemudian berapa yang kita cadangkan seperti beras," kata Arief.

"Kita sudah ada mencadangkan apabila dalam kondisi tertentu. Kita bisa menyiapkan beberapa produk pangan, khususnya makanan pokok seperti beras," ujarnya, menambahkan.

Presiden Joko Widodo saat membuka KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 9—11 Mei menegaskan bahwa ASEAN harus makin memperkuat integrasi ekonomi. Kelompok 10 negara Asia Tenggara itu juga diharapkan Presiden bisa mempererat kerja sama yang menyeluruh serta memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan. ASEAN terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. (Z-2)

BERITA TERKAIT