PARA ahli lingkungan menyatakan kehancuran bendungan Kakhovka di Ukraina Selatan mendatangkan malapetaka bagi lingkungan. Bahkan, memiliki konsekuensi yang sangat besar terhadap manusia.
Bendungan tersebut jebol, Selasa (6/6), memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka saat air meluap dari Sungai Dnipro. Terkini, puluhan desa dan beberapa bagian dari ibu kota regional Kherson tenggelam sekaligus memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan.
"Dampak lingkungannya sangat parah," kata sejumlah LSM kepada AFP.
Baca juga: Polemik Proposal Rusia Ukraina Prabowo, Wapres Sebut akan Ditangani Presiden
Ukraina dan Rusia saling menuduh satu sama lain sebagai penyebab kekacauan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan hal itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembantaian lingkungan.
Ia menyebut hal tersebut sebagai salah satu bencana lingkungan paling signifikan di Eropa dalam beberapa dekade terakhir dan menuduh Rusia telah meledakkan bom pemusnah massal.
Baca juga: Ukraina dan Rusia Saling Tuding atas Kebocoran Bendungan Kakhovka
Awal tahun ini, Brussels membuka jalan bagi pengakuan ekosida dalam hukum Uni Eropa.
Setelah pelepasan 18 miliar ton air yang tertahan oleh bendungan menyebabkan ekosistem di sepanjang Dnipro, sungai terpanjang keempat di Eropa, akan mengalami kerusakan serius.
LSM Ukraina, Ecoaction, melaporkan kerusakan dapat meluas ke daerah pesisir Laut Hitam yang mungkin akan mengalami desalinasi sementara di beberapa daerah.
LSM tersebut memperingatkan adanya potensi kematian massal terhadap spesies ikan, moluska, krustasea, mikroorganisme, tanaman air, dan hewan pengerat. Beberapa spesies ini hanya ditemukan di wilayah tersebut dan sudah terancam punah.
LSM tersebut juga memperingatkan adanya penurunan kualitas air akibat pembusukan organisme yang mati.
Kelompok Konservasi Alam Ukraina mengatakan konsekuensi bagi satwa liar akan dirasakan di area seluas setidaknya 5.000 kilometer persegi (hampir 2.000 mil persegi).
"Beberapa spesies mungkin mengalami pukulan yang lebih besar dalam satu hari pada 6 Juni dibandingkan dengan 100 tahun terakhir," katanya.
Kelompok ini menambahkan dibutuhkan waktu satu dekade untuk memulihkan dampak terhadap ikan dan beberapa burung yang bersarang akan menghilang dari daerah tersebut.
"Hewan-hewan peliharaan dan penangkaran juga berada dalam bahaya,” lapor Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan (IFAW).
"Tempat penampungan sudah kewalahan dengan permintaan penyelamatan," kata Natalia Gozak, seorang pejabat IFAW di Ukraina.
Sebuah kebun binatang di Nova Kakhovka yang dilanda banjir telah terendam seluruhnya,
"Semua hewan mati, kecuali angsa,” kata Gozak
Di bagian hulu, vegetasi akan mati akibat drainase. Sementara di bagian hilir akan tergenang, termasuk padang rumput dan zona hutan yang tidak beradaptasi dengan banjir sehingga menyebabkan genangan air dan kehancuran.
Beberapa taman nasional Ukraina, termasuk Cagar Biosfer Laut Hitam, yang terdaftar di UNESCO, juga terancam secara langsung.
Lebih dari 40.000 orang terancam terendam banjir. Jaksa Agung Ukraina, Andriy Kostin, memperingatkan untuk secepatnya melakukan evakuasi massal.
Kerusakan juga kemungkinan akan mempengaruhi pertanian dan peternakan, sehingga memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan. Ukraina merupakan salah satu pemasok utama biji-bijian dunia.
Bendungan Kakhovka menyediakan air minum dan irigasi untuk Ukraina Selatan. Salah satu wilayah terkering di negara itu dan kehancurannya merupakan risiko besar dalam memenuhi pasokan air bagi jutaan orang.
IFAW mengatakan bahwa kekurangan air dapat menyebabkan beberapa daerah mengalami kekeringan.
"Biomassa flora dan fauna air yang membusuk akan berubah menjadi tanah gersang atau gurun dalam beberapa bulan mendatang," tegas Gozak.
Kerusakan ini akan mengubah iklim mikro dan suhu, hingga dapat memicu gelombang migrasi ke wilayah lain di Ukraina dan Eropa. (AFP/Z-1)