04 June 2023, 20:57 WIB

Hong Kong makin Alergi Kritik


Cahya Mulyana |

POLISI Hong Kong menahan delapan orang, termasuk aktivis dan seniman, pada malam peringatan 34 tahun penumpasan Lapangan Tiananmen Tiongkok. Tindakan tersebut menunjukkan kota ini semakin alergi terhadap kritik dan kebebasan berpendapat.

Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (3/6) malam, bahwa empat orang telah ditangkap karena diduga mengganggu ketertiban di ruang publik atau melakukan tindakan dengan niat menghasut. Empat orang lainnya dibawa pergi untuk diselidiki karena dicurigai melanggar ketentraman publik.

Penindasan berdarah 1989 di Beijing adalah topik yang sangat sensitif bagi kepemimpinan komunis Tiongkok. Pasalnya peristiwa di Tiananmen ini menimbulkan seribu orang tewas.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Tiongkok Ungkap Kendala Wujudkan Negosiasi Perdamaian

Peringatan sejarah kelam di Tiongkok ini telah lama dilarang. Selama beberapa dekade, Hong Kong menjadi satu-satunya kota di Tiongkok yang dapat menggelar peringatan Tiananmen dengan berskala besar.

Tetapi peringatan tahunan tersebut telah dilarang sejak pemberlakuan undang-undang keamanan nasional pada 2020. Di sekitar distrik perbelanjaan Causeway Bay yang sibuk pada Sabtu (3/6), wartawan AFP menyaksikan polisi menangkap beberapa aktivis yang berkerumun.

Baca juga: Tiongkok Luncurkan Proyek Penangkapan Karbon Terbesar di Asia

Polisi mengatakan empat orang di antara mereka telah ditangkap karena pelanggaran ketertiban di tempat umum dan melakukan tindakan dengan niat menghasut. Empat orang lainnya diduga melanggar aturan perdamaian dan ditahan untuk proses penyelidikan.

Sebelum ditangkap salah satu aktivis sekaligus artis Hong Kong, Sanmu Chen meneriakkan "Jangan lupakan 4 Juni. Orang-orang Hong Kong, jangan takut pada mereka," katanya.

Seorang petugas kepolisian menghampirinya dan memintanya untuk berhenti mengungkapkan pesan sensitif tersebut. Setelah itu, Sanmu Chen dimasukkan ke dalam bus polisi.

Artis lainnya, Chan Mei-tung, juga dibawa pergi, dengan polisi menolak memberikan alasan penahanannya. Chan berkeliaran sebelum dia dihentikan dan digeledah oleh polisi.

Chan juga ditahan tahun lalu pada malam peringatan serupa. Tindakannya yang menyinggung tahun lalu adalah memotong kentang menjadi bentuk lilin dan menyalakan korek api.

Sebelum aksi tersebut dilarang, ribuan lilin dibagikan pada peringatan Tiananmen. Media lokal melaporkan bahwa dua aktivis terkenal lainnya, Lau Ka-yee dan Kwan Chun-pong, dikeluarkan dari Taman Victoria oleh polisi.

Foto-foto yang dipublikasikan menunjukkan para aktivis menutup mulut mereka dengan pita merah sambil memegang selembar kertas. Tulisannya menyatakan 'berkabung untuk almarhum dan korban 64 (4 Juni) untuk menghormati peristiwa Tiananmen'.

Wartawan AFP juga menyaksikan polisi menahan pasangan muda berpakaian putih dan memegang bunga krisan putih yang biasanya digunakan untuk menandakan kehilangan dan berkabung.

Pasukan dan tank Tiongkok membubarkan protes damai di Lapangan Tiananmen pada tanggal 4 Juni 1989, secara brutal menghancurkan gelombang demonstrasi selama seminggu yang menyerukan perubahan politik. Selama beberapa dekade sebelum pelarangannya pada 2020, nyala lilin tahunan di Taman Victoria menarik puluhan ribu orang.

Di luar taman di Causeway Bay, para seniman akan memberikan pertunjukan interpretatif tentang tindakan keras dan penghapusan tugu peringatan yang terjadi di daratan. Penyelenggara acara, Aliansi Hong Kong, dan para pemimpinnya didakwa dengan pasal hasutan untuk subversi di bawah undang-undang keamanan.

Mantan anggota Aliansi Chiu Yan-loy mengatakan kepada AFP bahwa polisi telah berulang kali bertanya kepadanya tentang rencananya pada 4 Juni. “Mereka mengatakan kepada saya berkali-kali untuk tidak meninggalkan rumah pada hari itu,” katanya.

Taman Victoria yang telah diblokir dengan penghalang logam selama tiga tahun terakhir mengadakan pameran kota asal yang diluncurkan oleh kelompok pro-Beijing untuk mempromosikan produk dari daratan. Ini akan berjalan melewati peringatan Tiananmen.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, mengatakan keberanian para korban Lapangan Tiananmen tidak akan dilupakan. Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus mengadvokasi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental di Tiongkok dan dunia. (The Guardian/Cah/Z-7)

BERITA TERKAIT