29 May 2023, 16:50 WIB

Arti di Balik Kemenangan Erdogan bagi Turki dan Dunia


Cahya Mulyana |

PENGAMAT hubungan internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Faris Al-Fadhat menilai kemenangan Presiden Turki petahana Recep Tayyip Erdogan dapat memperkuat perannya di kancah dunia. Meski demikian kepemimpinannya tidak akan banyak perubahan bagi rakyatnya.

Dalam pemilihan presiden Turki tahap kedua yang dilaksanakan Minggu (28/5), Erdogan berhasil meraih kemenangan atas pemimpin oposisi, Kemal Kilicdaroglu. Berdasarkan data yang dihimpun, dengan 99,43% suara telah terhitung, hasil pra-resmi yang diumumkan oleh Dewan Pemilihan Tertinggi Turki (YSK) pada hari tersebut menunjukkan bahwa Erdogan berhasil meraih 52,14% dari total suara.

Di sisi lain, Kilicdaroglu mendapatkan dukungan sebesar 47,86% dari keseluruhan suara. Menurut Faris kemenangan ini mengukuhkan posisinya untuk memimpin Turki sebagai presiden pada periode ketiga.

Baca juga : Erdogan Dihujani Selamat oleh Putin hingga Biden

Sebagai gambaran, Erdogan telah memimpin Turki selama 20 tahun sejak terpilih sebagai perdana menteri tahun 2003-2014, dilanjurkan terpilih sebagai Presiden tahun 2014. "Meskipun tampaknya tidak akan banyak perubahan dalam gaya kepemimpinan Erdogan untuk lima tahun ke depan, namun kita akan menyaksikan penyesuaian yang akan dilakukan pemeirntah," ujar Faris kepada Media Indonesia, Senin (29/5).

Menurut Wakil Rektor UMY ini, Erdogan hanya akan sedikit mengubah pendekatannya kepada rakyat. Mengingat ini untuk pertama kalinya dia tidak menang satu putaran.

Baca juga : Erdogan Ingin Perbaiki Angka Inflasi

Hampir setengah dari warga Turki dengan 47,86% yang ingin Erdogan diganti. Hal ini tentu akan menjadi evaluasi dari tim pemerintah mengenai gaya komunikasi publik dan cara dia memimpin.

Faris menambahkan beberapa program pemerintah juga boleh jadi akan ada perubahan prioritas atau penyesuaian. Hal ini disebabkan dampak dari pemilu tahun ini yang menunjukkan pembelahan dari masyarakat Turki.

"Mirip dengan beberapa negara yang politiknya terbelah, seperti di AS dan juga Indonesia (pada pemilu 2019), Turki kali ini menjukkan hal yang sama. Hal ini sudah ditujukkan oleh respon oposisi yang menolak dan mengecam hasil pemilu yang dianggak tidak fair dan tidak demokratis," tururnya.

Setelah hasil pemilu diketahui, kata dia,Kilicdaroglu mengatakan pesta demokrasi kali ini menjadi periode pemilihan presiden yang paling tidak adil dalam sejarah negaranya. Dia bahkan menuduh pemerintahan Erdogan sebagai pemerintahan yang otoriter.

"Karena itu, hasil dari pemilu ini akan direspon oleh Erdogan dengan beberapa penyesuaian prioritas kebijakan, jika ia ingin pemilu selanjutnya tetap dimenangkan oleh AKP," tuturnya.

Apa ambisi Erdogan?

Menurut Faris, Erdogan memiliki ambisi dalam membawa Turki sebagai negara yang punya peran besar di dunia internasional, atau paling tidak di kawasan. Dalam beberapa kali pidatonya, hal ini tampak sangat jelas, termasukan dalam hubungannya dengan Eropa dan Rusia dalam perang Ukraina baru-baru ini.

Setelah pemilu ini, Erdogan akan terus melanjutkan peran Turki tersebut. Namun yang penting untuk diselesaikan perosalan ekonomi yang dalam dua tahun terakhir kondisinya semakin memburuk.

Sejauh ini respon dunia internasional cukup baik atas terpilihnya Erdogan kembali. Beberapa kepala negara telah mengucapkan selamat. Bahkan presiden Amerika Serikat telah menyampaikan ucapan selamat.

Dampak lain, kata dia, dari kemenangan ini akan semakin memperkuat hubungan Turki dan Indonesia dlaam lima tahun ke depan, yang selama ini di bawah kepemimpinan Erdogan telah terjalin dengan baik.

Tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia cukup banyak yang simpatik atau mungkinj ngefans dengan gaya kepemimpina Erdogan dan partai AKP. Bagi Turki, Indonesia adalah mitra sangat strategis karena sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki dampak yang besar bagi posisi Turki di dunia internasional.

"Selama ini Indonesia juga banyak berkontribusi terhadap ekonomi Turki melalui wisatawan asal Indonesia. Begitu juga dalam membantu Turki ketika terjadi gempa. Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Turki selama ini terus mengalami pertumbuhan," pungkasnya. (Z-4)

 

BERITA TERKAIT