25 May 2023, 23:44 WIB

Konferensi PBB Gagal Penuhi Target US$7 Miliar untuk Afrika


Ferdian Ananda Majni |

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar konferensi mengumpulkan dana untuk mencegah kelaparan di Tanduk Afrika. Negara-negara itu mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa dekade terakhir akibat kenaikan suhu global.

Konferensi yang didukung oleh PBB pada Rabu (25/5) hanya mengumpulkan dana sebesar $2,4 milyar dari target US$7 miliar. Dana tersebut akan disalurkan untuk penyelamatan jiwa bagi hampir 32 juta orang di Ethiopia, Kenya dan Somalia.

"Kelaparan telah berhasil dihindari, sebagian berkat upaya-upaya luar biasa dari masyarakat setempat, organisasi-organisasi kemanusiaan dan pihak berwenang, serta dukungan para donor," kata Badan Kemanusiaan Dunia OCHA dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: PBB: Lebih dari Satu Juta Orang di Somalia Mengungsi

Namun, jumlah tersebut masih jauh dari target PBB yang dibutuhkan untuk bantuan kepada orang-orang yang terkena dampak kekeringan dan konflik di wilayah tersebut.

"Keadaan darurat masih jauh dari selesai, dan sumber daya tambahan sangat dibutuhkan untuk mencegah kembalinya skenario terburuk," tambah OCHA.

Baca juga: Tahun 2022 Lebih Buruk, Sebanyak 258 Juta Orang Alami Kelaparan

Sejak akhir tahun 2020, negara-negara di Tanduk Afrika meliputi Djibouti, Ethiopia, Eritrea, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, dan Sudan telah mengalami kekeringan terburuk di kawasan itu dalam 40 tahun terakhir.

Dimana lima musim tanpa hujan dan telah menyebabkan jutaan orang kelaparan, menghancurkan tanaman dan membunuh jutaan ternak. Lebih dari 23,5 juta orang mengalami kerawanan pangan akut tingkat tinggi di Ethiopia, Kenya, dan Somalia.

Di Somalia saja, kelompok-kelompok bersenjata menjadi ujung tombak konflik. Imbasnya, 3,8 juta orang telah mengungsi dari rumah mereka akibat konflik, kekeringan atau banjir.

“Dua kali lipat dari jumlah tersebut sedang berjuang untuk mendapatkan makanan. Lebih dari setengah juta anak mengalami kekurangan gizi,” demikian menurut data dari PBB dan Dewan Pengungsi Norwegia. (aljazeera/fer/Z-7)

BERITA TERKAIT