PERTEMUAN para Menteri luar Negeri (Menlu) Negara-Negara ASEAN (ASEAN Foreign Ministers Meeting/AMM) dalam rangkaian KTT ASEAN Ke-42 di gelar di Ayana Komodo Waecicu Beach, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/5).
Pertemuan dihadiri tujuh menlu serta pejabat senior dari Singapura dan Brunei Darussalam dipimpin Menlu RI Retrno Marsudi. Sedangkan Myanmar tidak mengirim perwakilan.
Dalam keterangannya di Labuan Bajo, Selasa malam, Menlu Retno Marsudi mengatakan pertemuan mulai puul 09.00-13.00 Wita berjalan lancar. Dalam pertemuan tersebut tampak sekali dukungan negara anggota ASEAN terhadap keketuaan Indonesia.
Baca juga : Jokowi Janjikan Keanggtaan ASEAN bakal Jadi Kado Untuk PM Timor Leste
"Intinya adalah mempersiapkan apa yang akan dibahas dan juga merampungkan semua dokumen yang akan disampaikan untuk Summit besok, untuk diadopsi dan dicatat oleh Summit," ujarnya.
Menurutnya, para menlu banyak membahas isu Myanmar, termasuk serangan baru-baru ini yang terjadi pada AHA Centre dan tim monitoring ASEAN hendak menyampaikan bantuan kemanusiaan.
Baca juga : Keketuaan ASEAN Belum Bisa Diharapkan Selesaikan Konflik Domestik
"Para Menteri Luar Negeri juga banyak sekali membahas upaya untuk memerangi trafficking-in-person, terutama kejahatan di bidang online scamming," tambahnya. Turut dibahas road map keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.
Sementara itu, saat membuka pertemuan, Retno menekankan pentingnya perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan. Karena itu, ASEAN perlu bekerja lebih keras untuk menghadapi tantangan yang lebih berat di masa depan.
"Kita tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di kawasan ini jika kita tidak memiliki ASEAN," ujarnya.
Pertemuan Bilateral
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menggelar empat pertemuan bilateral yakni dengan Vietnam, Timor Leste, Malaysia, dan Lao PDR. Dalam pertemuan dengan Presiden Vietnam Pham Minh Chinh, kedua pemimpin membahas upaya memenuhi target perdagangan sebesar USD15 miliar untuk 2028.
Kedunya juga optimistis bahwa target tersebut akan dapat terpenuhi dengan syarat semua restriksi perdagangan atau hambatan perdagangan dapat dikurangi, kalau tidak bisa dihilangkan sepenuhnya.
Selain itu, Indonesia-Vietnam juga sepakat segera menegosiasikan Bilateral Investment Treaty (BIT) karena semakin meningkatnya investasi dari kedua belah pihak, juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang energi baru dan terbarukan (EBT).
Mengenai selesainya perundingan EEZ antara Indonesia dan Vietnam yang sudah ditandatangani, kedua pemimpin sepakat agar implementing arrangement dan proses ratifikasi dapat segera diselesaikan.
"Bapak Presiden juga menyampaikan agar MoU mengenai kelautan dan perikanan dapat diselesaikan segera," ujar Menlu Retno Marsudi
Adapun pertemuan dengan Perdana Menteri Timor Leste, Taur Matan Ruak, Jokowi menyampaikan ucapan selamat datang karena untuk pertama kalinya Timor-Leste berpartisipasi dalam KTT ASEAN.
"Bapak Presiden menekankan pentingnya kerja sama ekonomi, termasuk di antaranya di wilayah perbatasan kedua negara. Ini sudah dibahas pada kunjungan Perdana Menteri Timor-Leste ke Jakarta beberapa saat yang lalu. Kedua pemimpin sepakat bahwa akan dibentuk Joint Working Group yang akan mempersiapkan pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara," tambah Retno.
Seperti dengan Vietnam, Indonesia melihat semakin banyaknya investasi kedua negara. Karena itu, Indonesia mengusulkan agar BIT dapat segera dibentuk atau mulai dibahas. Presiden juga mengingatkan mengenai masalah pentingnya segera menyelesaikan perundingan batas darat Indonesia-Timor Leste.
Sedangkan, Taur Matan Ruak menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Indonesia terhadap keanggotaan Timor-Leste. "Bapak Presiden menyampaikan bahwa selama Keketuaan Indonesia ini, roadmap untuk Timor-Leste agar menjadi anggota penuh akan disepakati," katanya.
Indonesia berharap agar Timor-Leste dapat segera memenuhi kriteria-kriteria yang ada di roadmap yang akan diadopsi, sehingga akan dapat menjadi anggota penuh ASEAN.
Sementara itu saat pertemuan dengan Malaysia, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim kembali mengundang Jokowi berkunjung negara tersebut.
Menurut Retno, dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya menyelesaikan beberapa bidang terkait perbatasan laut dan juga perbatasan darat. Presiden juga kembali mengingatkan pentingnya optimalisasi One-Channel System dan pelindungan para pekerja migran Indonesia yang bekerja di Malaysia.
Kerjasama BUMN dengan Laos
Sementara itu, Presiden Jokowi bersama Presiden Laos, Sonexay Siphandone membahas kerja sama ekonomi. Presiden menyampaikan beberapa kerja sama BUMN Indonesia dengan Laos, antara lain kerja sama PLN dengan Electricitad du Laos, kemudian pengadaan pesawat dari PT. DI untuk angkatan udara Laos, dan juga pengadaan kereta api dari PT INKA untuk Petrotrade Laos Public Company.
Kedua Pemimpin juga menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama dalam memberantas trafficking-in-person yang saat ini sedang marak terjadi di negara-negara anggota ASEAN.
"Besok pagi KTT sudah akan mulai, dan besok akan ada lima pertemuan yang semuanya akan dipimpin oleh Bapak Presiden, yaitu pertemuan KTT dalam format pleno, dan kemudian ada empat pertemuan interface, masing-masing dengan parlemen, dengan youth, dengan ABAC yaitu dengan bisnis, dan juga dengan high-level task force," ujarnya.
Sedangkan pada 11 Mei, akan ada tiga pertemuan, yaitu pertemuan KTT dalam bentuk retreat dan dua pertemuan subregional, yaitu IMT-GT dan BIMP-EAGA. Dari tiga pertemuan tersebut, dua pertemuan akan dipimpin oleh Presiden Jokowi. (Z-5)