15 April 2023, 14:49 WIB

Serangan Rudal Rusia Tewaskan Delapan Orang, termasuk Balita di Ukraina Timur


Ferdian Ananda |

Sedikitnya delapan orang, termasuk seorang balita tewas dalam serangan rudal Rusia di sebuah daerah pemukiman di Kota Sloviansk, Ukraina Timur. Serangan terhadap lingkungan yang tenang pada hari Jumat, (15/4) itu terjadi ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah undang-undang yang akan mempermudah mobilisasi warga untuk menjadi tentara, dan menghalangi mereka untuk melarikan diri dari negara itu jika wajib militer.

Gubernur wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko, mengatakan bahwa tujuh rudal S-300 Rusia telah ditembakkan ke Sloviansk, sebelah barat Kota Bakhmut, lokasi pertempuran terberat di garis depan Ukraina. Kyrylenko menyebut tidak kurang dari tujuh titik terkena serangan di Sloviansk.

"Sampai saat ini, korban di semua lokasi, 21 orang terluka dan delapan orang meninggal," kata Kyrylenko di televisi nasional.

Baca juga: Inggris Diduga Kerahkan Pasukan Militer Khusus di Ukraina 

Polisi Ukraina mengatakan di Twitter seorang anak meninggal di dalam ambulans setelah ditarik keluar dari reruntuhan.

Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska mengatakan anak tersebut adalah seorang anak laki-laki berusia dua tahun. Ia kemudian menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dalam kesedihan yang tak terlukiskan.

"Negara yang jahat sekali lagi menunjukkan esensinya," tulis Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah postingan yang disertai dengan rekaman bangunan yang rusak.

Baca juga: Ingin Lanjutkan Hidup, Petani Ukraina Pertaruhkan Nyawa Bersihkan Bahan Peledak dari Ladang

"Membunuh orang di siang bolong. Merusak, menghancurkan semua kehidupan,” ujarnya.

Polisi Ukraina mengatakan 10 bangunan rusak dalam serangan tersebut. Bahkan dua lantai teratas dari sebuah gedung berlantai lima telah runtuh setelah serangan itu dan kebakaran terjadi di seberang lokasi. Tim penyelamat masih menyisir daerah yang terkena dampak.

"Saya tinggal di seberang jalan dan saya sedang tidur sebentar ketika saya mendengar ledakan besar dan saya berlari keluar dari apartemen saya," kata Larisa, seorang warga berusia 59 tahun kepada kantor berita AFP.

"Saya sangat takut dan shock," katanya, dia menambahkan bahwa dampak dari penembakan tersebut telah memecahkan jendela-jendelanya dan membuat pecahan-pecahan kaca beterbangan ke seluruh penjuru rumahnya.

"Saya mendengar seorang wanita berteriak, Ada anak kecil di sini, ada anak kecil di sini. Dia berteriak begitu keras,” pungkasnya.

(AFP/Z-9)

BERITA TERKAIT