31 March 2023, 07:25 WIB

Amerika Serikat Klaim Rusia Mendapatkan Amunisi Tambahan dari Korea Utara


Ferdian Ananda Majni |

GEDUNG Putih mengatakan Rusia tengah mencari lebih banyak senjata dari Korea Utara untuk perang melawan Ukraina. Pernyataan itu menyusul penjatuhan sanksi terhadap warga negara Slovakia, yang diduga perantara Moskow dan Pyongyang. 

"Kami memiliki informasi baru bahwa Rusia secara aktif berusaha mendapatkan amunisi tambahan dari Korea Utara," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby.

Dia mengatakan pria yang diidentifikasi sebagai Ashot Mkrtychev, 56, dari Bratislava, sedang mengupayakan penjualan senjata dan kesepakatan barter antara kedua negara periode akhir 2022 dan awal tahun ini.

Baca juga: Terlibat Transaksi Senjata dengan Korut dan Rusia, AS Jatuhkan Sanksi kepada Warga Slovakia

"Dengan dukungan pejabat Rusia, Mkrtychev telah berusaha untuk menengahi perjanjian senjata rahasia antara Rusia dan Korea Utara," kata Kirby.

Dalam diskusi tersebut, Korea Utara akan mengirimkan lebih dari dua lusin jenis senjata dan amunisi ke Rusia. "Sebagai gantinya, Pyongyang akan mendapatkan uang tunai, pesawat komersial, komoditas, dan bahan baku,” kata Departemen Keuangan.

Baca juga: Dua Helikopter Militer AS Kecelakaan, 9 Tentara Tewas

Kirby mengatakan bahwa Washington memahami Rusia berusaha mengirim delegasi ke Korea Utara dan menawarkan Pyongyang makanan dengan imbalan amunisi. Namun dia tidak mengatakan apakah ada kesepakatan yang telah diselesaikan, atau merinci senjata spesifik yang terlibat.

"Setiap kesepakatan senjata antara Korea Utara dan Rusia akan secara langsung melanggar serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB," tambah Kirby.

Dia mengatakan kesepakatan yang melibatkan Mkrtychev terpisah dari penjualan roket dan amunisi artileri oleh Korea Utara pada akhir tahun lalu kepada Grup Wagner, sebuah pasukan militer semi-independen Rusia yang bertempur di garis depan di Ukraina.

Masuk dalam daftar sanksi Departemen Keuangan membuat Mkrtychev terputus dari sistem keuangan AS. "Dia akan menghadapi tantangan yang signifikan dalam upaya mengakses dan menyalahgunakan sistem keuangan internasional setelah aktivitasnya terungkap," katanya.

Daftar hitam ini juga menempatkan siapa pun yang memberikan dukungan kepada Mkrtychev dalam bahaya. "Tindakan hari ini adalah sebuah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat tidak akan mengalah dalam menargetkan mereka yang memberikan dukungan kepada agresi Rusia dan perang brutal terhadap Ukraina," jelas Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

"Kami akan terus mengidentifikasi, mengekspos, dan melawan upaya-upaya Rusia untuk mendapatkan peralatan militer dari (Korea Utara) atau negara lain yang dipersiapkan untuk mendukung perangnya di Ukraina,” tambah Blinken dalam sebuah pernyataan.

Diketahui pada September 2022, pasukan Ukraina dan Rusia menghadapi kekurangan amunisi artileri, Gedung Putih mengatakan mereka memiliki informasi intelijen bahwa Rusia berencana memperoleh peluru dan roket dari Korea Utara.

Pyongyang membantah tuduhan tersebut, tetapi selama beberapa minggu berikutnya para pejabat AS mengulanginya.

Pada November, Kirby mengatakan Korea Utara mengirimkan amunisi ke Rusia. Namun mengaburkan perdagangan tersebut dengan membuatnya terlihat seperti mengirimkan senjata ke Timur Tengah atau Afrika Utara.

Desember, dia mengatakan Washington memiliki informasi intelijen bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Grup Wagner. (AFP/Z-3)

BERITA TERKAIT