Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan, termasuk di Ibu Kota Tel Aviv, sebagai bentuk protes atas tindakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant karena menentang rencana amandemen sistem peradilan di negara itu.
Para pengunjuk rasa memblokir jalan raya utama pada Minggu (26/3) waktu setempat dan menyalakan api unggun besar. Aparat kepolisian juga terlibat bentrok dengan sejumlah demonstran yang berkumpul di luar rumah pribadi Netanyahu di Yerusalem.
Kerusuhan itu memperdalam krisis yang telah berlangsung selama berbulan-bulan terkait rencana Netanyahu untuk merombak lembaga peradilan. Protes massal tersebut membuat para pelaku usaha dan politisi khawatir, serta mengundang keprihatinan dari Amerika Serikat serta sekutu-sekutu dekatny Israel.
Baca juga: Israel di Ujung Perang Saudara
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Netanyahu ngotot meloloskan proposal perombakan sistem peradilan di Israel walaupun ditentang luas di negerinya.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant menjadi anggota kabinet senior pertama dari Partai Likud yang angkat bicara menentang rencana Netanyahu. Kabarnya, langkah Gallant bakal segera diikuti oleh Menteri Kebudayaan Micky Zohar.
Baca juga: Israel Kembali Larang Warga Palestina Masuki Masjid Al-Aqsa
Tokoh kelompok oposisi, Yair Lapid, bahkan sampai menyebut Netanyahu sebagai ancaman terhadap Israel. Adapun, mantan perdana menteri Naftali Bennet menyebut Israel berada dalam bahaya terbesar sejak Perang Yom Kippur pada 1973.
Sementara itu, dari New York, Konsul Jenderal Israel di kota di Amerika Serikat Asaf Zamir menyatakan mundur dari jabatannya karena memprotes rencana Netanyahu. (Aljazeera/Z-11)