26 February 2023, 10:07 WIB

Terkait Ketahanan Bangunan, Turki Selidiki 612 Orang Pasca-Gempa


 Ferdian Ananda Majni |

MENTERI Kehakiman Turki Bekir Bozdag menyatakan penyelidikan telah dilakukan terhadap lebih dari 600 orang terkait bangunan-bangunan yang runtuh akibat gempa bumi dahsyat di Turki pada awal bulan ini.

Menteri Bozdag menambahkan terdapat 184 dari 612 tersangka telah dipenjara sambil menunggu persidangan. Mereka yang ditahan termasuk kontraktor konstruksi dan pemilik atau pengelola gedung.

"Pendeteksian bukti-bukti di dalam gedung terus dilakukan sebagai dasar untuk penyelidikan kriminal," kata Bozdag dalam komentar yang disiarkan televisi dari pusat koordinasi di Diyarbakir, Turki Tenggara.

Gempa bumi berkekuatan 7,8 dan 7,6 skala Richter pada tanggal 6 Februari lalu, menyebabkan lebih dari 44.000 orang meninggal di Turki selatan dan lebih dari 5.500 orang meninggal di Suriah utara.

Banyak warga Turki yang mempertanyakan kualitas atau ketahanan dari 173.000 bangunan yang runtuh atau mengalami kerusakan parah.

Partai-partai oposisi menuduh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan gagal menegakkan peraturan bangunan.

Baca juga: Turki Hentikan Pencarian Korban Gempa

Media lokal melaporkan bahwa wali kota sebuah kota yang dekat dengan pusat gempa bumi ditahan sebagai bagian dari investigasi terhadap bangunan-bangunan yang runtuh.

Okkes Kavak, yang mengepalai distrik Nurdagi di provinsi Gaziantep dan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan, disebut-sebut gagal memastikan inspeksi konstruksi dilakukan.

AFAD, badan penanggulangan bencana Turki, mengatakan bahwa 9.470 gempa susulan telah melanda wilayah yang terkena dampak gempa.

"Ini akan terus berlanjut untuk waktu yang lama ... kami memperkirakan gempa susulan ini akan berlangsung setidaknya selama dua tahun," kata General Manager AFAD Orhan Tatar dalam sebuah konferensi pers di Ankara.

Dia mengatakan gempa berkekuatan 5,3 SR yang melanda Bor, sebuah kota yang berjarak sekitar 245 km sebelah barat dari pusat gempa 6 Februari, dianggap tidak terkait dengan gempa-gempa sebelumnya. (Aljazeera/Fer/OL-09)

BERITA TERKAIT