RAZIA yang digelar militer Israel di Nablus menewaskan 11 warga Palestina, termasuk seorang remaja, Rabu (22/2). Hal itu diungkapkan Kementerian Kesehatan Palestina. Insiden itu merupakan insiden paling mematikan di Tepi Barat sejak 2005.
Lebih dari 80 warga Palestina lainnya mengalami luka tembak dalam apa yang disebut militer Israel sebagai operasi antiteror yang memicu kecaman dari dunia internasional.
Pejabat teras Palestina Hussein Al Sheikh mengecam aksi Israel itu dan menyebutnya sebagai pembantaian. Dia juga meminta dunia internasional untuk melindungi warga Palestina.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB: Permukiman Israel Hambat Perdamaian
Militer Israel mengklaim razia itu mengincar seorang tersangka militan yang bersembunyi di sebuah apartemen setelah melancarkan sejumlah penembakan di Tepi Barat.
Militer Israel juga mengatakan mereka mendapatkan perlawanan namun tidak ada korban dari pihak mereka.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan situasi di wilayah Palestina yang diduduki Israel berada dalam kondisi terpanas dalam beberapa tahun terakhir saat perundingan damai terhenti.
"Prioritas kami adalah mencegah peningkatan ketegangan dan memulihkan situasi," ujar Guterres kepada Komite PBB yang membela hak warga Palestina.
Jumlah korban tewas kali ini melampaui jumlah korban dalam razia Israel di Jenin, bulan lalu, dan merupakan insiden paling mematikan di Tepi Barat sejak intifada kedua antara 2000 dan 2005. (AFP/OL-1)