18 February 2023, 13:51 WIB

Pasca-topan, Listrik dan Air Kembali Normal di Selandia Baru


Ferdian Ananda Majni |

PASOKAN air dan listrik perlahan-lahan kembali ke kota-kota di Selandia Baru yang dilanda topan. Sementara jumlah korban tewas akibat bencana ini meningkat menjadi sembilan orang.

Kini, upaya pemulihan sedang dilakukan usai seminggu lalu wilayah di negara itu dilanda Topan Gabrielle hingga menyebabkan longsor dan banjir.

Penjabat direktur Badan Manajemen Darurat Nasional, Roger Ball, mengatakan air telah dipulihkan ke kota Gisborne di pesisir timur dan beberapa penduduk di kota tetangga Napier telah mendapatkan aliran listrik.

"Sekitar 24% rumah tangga di Napier kini memiliki listrik, dan pekerjaan mendesak terus dilakukan untuk menyalakan listrik lebih banyak lagi secepat mungkin," kata Ball kepada para wartawan.

Meskipun merupakan salah satu negara terkaya di dunia dan berpengalaman dalam menangani gempa bumi, gunung berapi dan bencana alam lainnya, Selandia Baru sedang berjuang dengan skala kerusakan yang ditimbulkan oleh Topan Gabrielle.

Seluruh komunitas masih terputus, jalan raya utama ditutup dan jaringan telekomunikasi tidak berfungsi. Para ekonom memperkirakan biaya pemulihan akan mencapai miliaran dolar.

"Ini adalah peristiwa besar bagi Selandia Baru, tentu saja peristiwa cuaca terbesar yang pernah saya lihat," ungkap Ball.

"Ini akan menjadi fokus utama bagi Selandia Baru dan lembaga-lembaga yang merespons untuk beberapa waktu,” ujarnya.

Baca juga: Tiga Orang Tewas Akibat Topan di Selandia Baru

Pihak berwenang melaporkan sekitar 1.500 orang masih berada di tempat penampungan darurat, sebagian besar di wilayah Hawke's Bay yang terkena dampak parah.

Ribuan orang dilaporkan tidak dapat dihubungi. Namun, polisi kesulitan untuk terus memperbarui daftar atau menyisihkan beberapa laporan yang berkaitan dengan orang yang sama.

Seiring dengan upaya petugas tanggap darurat untuk menjangkau lebih banyak rumah dan komunitas, jumlah korban dari bencana ini terus meningkat.

"Kami sekarang tahu sembilan orang telah kehilangan nyawa mereka dan layanan darurat kami menyimpan ketakutan besar bagi orang lain," tuturnya.

Korban tewas termasuk dua petugas pemadam kebakaran sukarelawan dan seorang anak perempuan berusia dua tahun yang hanyut terbawa arus banjir bersama keluarganya.

Para pejabat berharap dapat menjangkau sebagian besar masyarakat yang belum dapat dihubungi pada akhir hari Sabtu. (AFP/OL-5)

BERITA TERKAIT