12 February 2023, 09:35 WIB

Tim Penyelamat Temukan 25 Ribu Korban Gempa Turki-Suriah


Cahya Mulyana |

Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo pada Senin (6/2), menjadi yang paling dahsyat di Turki sejak 1939 dan jumlah korban tewas terus meningkat. Korban tewas melebihi 21ribu di Turki pada pukul 20:00 GMT, dan lebih dari 3.500 lainnya dipastikan tewas di Suriah, karena jumlah keseluruhan korban melebihi 25 ribu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terus ditekan oleh masyarakat mengenai strategi penanggulangan gempa. Dia mengaku akan menjaga keamanan di wilayah terdampak gempa.

Erdogan mengatakan dia akan mengambil tindakan keras terhadap para penjarah. “Kami telah menyatakan keadaan darurat. Artinya, mulai saat ini, orang-orang yang terlibat penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka,” kata Erdogan.

Seorang penduduk mengatakan dia menyaksikan penjarahan pada hari-hari pertama setelah gempa Senin sebelum meninggalkan kota menuju desa. “Orang-orang menghancurkan jendela dan pagar toko dan mobil,” kata Mehmet Bok, 26, sekarang kembali ke Antakya.

Empat puluh delapan penjarah telah ditangkap oleh otoritas Turki, kata media pemerintah. Para tersangka ditahan di delapan provinsi berbeda sebagai bagian dari penyelidikan penjarahan.

Beberapa organisasi penyelamat juga mengatakan bahwa bentrokan antar terjadi karena terdesak kebutuhan. Dua kelompok penyelamat dan bantuan Jerman menghentikan operasi, dengan alasan masalah keamanan di tengah laporan tembakan di Suriah.

Tim Austria juga sempat menangguhkan pekerjaan sebelum melanjutkan. PBB Di Suriah, PBB mengatakan hingga 5,3 juta orang mungkin kehilangan tempat tinggal setelah gempa bumi.

Sementara hampir 900 ribu orang sangat membutuhkan makanan panas di Turki dan Suriah. Di daerah kantong Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak menghadapi masalah pelik.

Turki juga mengatakan sedang bekerja untuk membuka dua rute baru ke bagian Suriah yang dikuasai pemberontak. Di Turki, sekitar 80ribu orang dirawat di rumah sakit, dan 1,05 juta lainnya kehilangan tempat tinggal akibat gempa berada di tempat penampungan sementara.

Sebanyak 16 bayi dipindahkan dari pusat gempa, Kahramanmaras, ke ibu kota, Ankara, oleh otoritas Turki. “Semuanya telah diidentifikasi, tetapi pihak berwenang belum dapat menghubungi keluarga mereka,” lapor Sinem Koseoglu dari Al Jazeera dari Ankara.

Bayi prematur akan tetap berada di unit perawatan intensif sampai dinyatakan lebih kuat. Selebihnya akan dihadiri ibu-ibu asuh yang ditunjuk pemerintah.

“Bayi-bayi itu dalam kondisi baik. Salah satu bayi lahir pada usia 28 minggu dan satu lagi pada usia 33. Setelah pemeriksaan mereka selesai, kami akan merencanakan pemulangan mereka,” kata Kepala Dokter di Rumah Sakit tersebut Ferit Kulal. (Aljazeera/OL-12)

BERITA TERKAIT