18 January 2023, 13:42 WIB

Bencana Kekeringan, Kebakaran dan Banjir Silih Berganti Landa California


Ferdian Ananda Majni |

JASSON dan Shannon Phleger baru saja membangun kembali rumah mereka yang hancur akibat kebakaran hutan. Kini rumah itu kembali rusak setelah diterjang salah satu badai kuat yang melanda California pekan lalu.

Bahkan untuk negara bagian yang hampir selalu menderita kekeringan, parade bencana dalam alkitab terlalu berat untuk ditanggung.

"Ketika saya mendengar berita itu, hati saya hancur; itu sangat memilukan," kata Shannon Phleger, saat dia mengetahui angin kencang telah membawa pohon redwood menimpa rumahnya.

Hujan yang hampir mencapai rekor tertinggi telah meluluhlantakkan sebagian besar California, selama beberapa minggu terakhir. Sembilan sistem badai menerjang dari Samudra Pasifik secara berurutan.

Banjir, tanah longsor, dan runtuhan batu menewaskan sedikitnya 20 orang, memutus akses jalan dan menyebabkan ratusan ribu rumah tanpa listrik.

Boulder Creek, sebuah komunitas pegunungan kecil di utara Santa Cruz, lolos dari banjir terburuk. Namun, tidak untuk bencana badai yang menerbangkan banyak pohon-pohon dan menghancurkan kawasan itu.

Hanya beberapa hari sebelum keluarga Phlegers dan kedua putra mereka akan kembali ke rumah mereka yang baru selesai direnovasi.

"Saya yakin itu adalah akibat langsung dari perubahan iklim," kata Shannon Phleger, 43, kepada AFP.

Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia yang tidak terkendali selama dua abad terakhir membuat planet ini lebih hangat dan mengubah pola cuaca.

Kondisi itu mengakibatkan badai yang lebih liar dan lebih basah, serta gelombang panas yang lebih lama dan lebih panas sehingga menciptakan kondisi kebakaran hutan yang sangat besar.

Pada bulan Agustus 2020, setelah bertahun-tahun mengalami kekeringan dan saat suhu melonjak, petir memicu kobaran api raksasa di pegunungan Santa Cruz.

Lebih dari sebulan, 86.000 acre (35.000 hektar) terbakar, dan 1.500 rumah dan bisnis hancur, termasuk rumah keluarga Phleger.

Pembangunan kembali yang berlarut-larut telah selesai dan mereka akan kembali tinggal beberapa hari lagi. Namun, sekarang mereka akan memulai pekerjaan selama empat bulan lagi untuk memperbaiki kerusakan pada atap, lantai, jendela, insulasi dan sistem drainase.

"Perjuangan kami seperti mewakili... seperti apa California dan Pantai Barat akan terlihat di masa depan," kata Jason Phleger.

Sedikit lebih jauh di lereng gunung, Whitney Wilde nyaris lolos dari bencana.

"Tanah longsor terjadi karena kebakaran - semak-semak yang menahan tanah di tempatnya telah hilang," kata pria berusia 68 tahun itu kepada AFP.

"Saya pikir tanah itu telah kembali; sebagian besar dari tanah itu berwarna hijau di atas sana, tetapi tidak berakar dalam," ujarnya.

"Antara kebakaran hutan tahun 2020 dan badai bulan Januari, daerah itu pasti terpukul," kata kapten pemadam kebakaran sukarela setempat, Ian Jones. (AFP/OL-13)

Baca Juga: California Siap Hadapi Badai Salju dan Hujan Lebat

BERITA TERKAIT