RIBUAN orang berunjuk rasa di kota terbesar di wilayah Nagorno-Karabakh, Stepanakert, Azerbaijan. Aksi yang terjadi pada Minggu (25/12) di alun-alun Renaisans itu memprotes blokade satu-satunya jalur darat ke Armenia.
Armenia dan Azerbaijan, yang berperang memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan pada musim gugur 2020. Baru-baru ini kedua negara berselisih tentang koridor Lachin.
Selama hampir dua minggu para aktivis Azerbaijan memblokir koridor, satu-satunya jalur darat ke Armenia. Mereka memprotes penambangan ilegal.
Yerevan menuduh Baku melakukan demonstrasi dan menciptakan krisis kemanusiaan di kantong pegunungan itu. Parlemen Armenia mengatakan Karabakh menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar setelah penutupan koridor itu.
Azerbaijan menegaskan tidak ada blokade dan mobil sipil dapat bergerak bebas keluar masuk Karabakh. "Ini adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan Artsakh (Nagorno-Karabakh) dengan seluruh dunia. Tidak hanya Armenia, kami menjangkau seluruh dunia melalui Armenia," kata penduduk Stepanakert Donara Gabrielyan yang berusia 70 tahun kepada AFP.
Armenia juga mengatakan penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan di wilayah itu gagal mencegah blokade. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang menyerukan deeskalasi. Dia mengatakan kontingen penjaga perdamaian Rusia memenuhi tugas sambil bekerja dalam kondisi yang sangat sulit.
Armenia dan Azerbaijan berperang selama enam minggu pada musim gugur 2020. Pertempuran itu merenggut lebih dari 6.500 nyawa dan diakhiri dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia yang membuat Yerevan menyerahkan wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade.
Ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, separatis etnis Armenia di Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan. Konflik berikutnya merenggut sekitar 30.000 nyawa. (AFP/OL-13)
Baca Juga: Raja Charles III Puji Rakyat Inggris yang Sabar Hadapi Resesi