Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku bersedia berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina. Itu akan menjadi komunikasi keduanya yang pertama kalinya sejak invasi Rusia di Ukraina.
Biden menyampaikan kesediaanya itu saat menemui kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pada konferensi pers bersama dengan Macron, Biden mengatakan dia tidak memiliki rencana segera untuk menghubungi Putin.
“Saya siap untuk berbicara dengan tuan Putin jika memang ada kepentingan dalam dirinya memutuskan dia sedang mencari cara untuk mengakhiri perang. Dia belum melakukannya,” kata Biden.
“Jika itu masalahnya, dalam konsultasi dengan teman Prancis dan NATO saya, saya akan dengan senang hati duduk bersama Putin untuk melihat apa yang ada dalam pikirannya. Dia belum melakukannya,” tambahnya.
Biden dan Macron bersumpah akan terus memberikan dukungan jangka kepada Ukraina untuk melawan penjajah Rusia. “Ada satu cara untuk mengakhiri perang ini, cara yang rasional. Putin untuk menarik diri dari Ukraina, nomor satu. Tapi tampaknya tidak,” kata Biden.
Biden mencela Putin karena berani menghancurkan infrastruktur sipil dan rumah sakit. Aksi itu kata Biden menunjukkan Putin mengidap penyakit kelainan mental.
“Membom sipil, rumah sakit, rumah anak-anak. Sakit apa yang dia idap?. Gagasan bahwa Putin akan pernah mengalahkan Ukraina tidak dapat dipahami. Dia salah menghitung setiap hal yang awalnya dia hitung,”paparnya.
Sebelum Rusia mengumpulkan pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina sebelum invasi 24 Februari, Biden dan diplomat utamanya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, berbicara kepada Rusia dan memperingatkan konsekuensi jika menyerang.
Blinken diketahui telah berbicara dengan rekannya dari Rusia, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov yang pertama sejak invasi Jepang itu. Sementara Macron mengatakan dia berencana untuk berbicara dengan Putin sebagian tentang keamanan pabrik Zaporizhzhia yang diduduki Rusia di Ukraina.
"Saya akan terus berbicara dengan Presiden Putin menyerukan upaya untuk mencegah eskalasi dan mencapai hasil yang nyata," jelasnya.
Tetapi seperti Biden, Macron mengatakan dia tidak akan mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke meja perundingan. "Kami tidak akan pernah mendesak Ukraina untuk membuat kompromi yang tidak dapat diterima oleh Rusia," kata Macron.
Macron mengatakan Zelensky telah lama menunjukkan kemauan nyata untuk mengejar perdamaian. "Tugas kita harus bekerja sama dengannya. Zelensky sejak invasi mendesak Ukraina merebut kembali semua wilayah yang direbut oleh Rusia," pungkasnya. (AFP/OL-12)