India mengaku akan terus membeli minyak Rusia. Alasannya impor itu menguntungkan bagi New Delhi karena harganya di bawah negara eksportir minyak lain.
“Sebagai konsumen minyak dan gas terbesar ketiga di dunia, konsumen yang tingkat pendapatannya tidak terlalu tinggi, merupakan kewajiban mendasar kami untuk memastikan bahwa konsumen India memiliki akses terbaik dengan persyaratan yang paling menguntungkan ke pasar internasional," kata Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar di sela kunjungan pertamanya ke Rusia.
India berani melawan negara-negara barat yang berupaya mengisolasi perekonomian Rusia dengan puluhan sanksi. Jaishankar bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov di Moskow pada Selasa (8/11).
"Kami telah melihat bahwa hubungan India-Rusia telah menguntungkan. Jika itu menguntungkan saya, saya ingin mempertahankannya," tambahnya.
India, yang belum secara eksplisit mengutuk invasi Ukraina memilih menjadi pelanggan minyak terbesar Rusia setelah Tiongkok. Pengumuman Jaishankar datang menjelang kunjungan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen ke New Delhi akhir pekan ini.
Agendanya untuk membahas rencana Kelompok Tujuh (G7) membatasi harga minyak Rusia dengan para pejabat India. Pejabat AS dan negara-negara G7 telah melakukan negosiasi yang intens dalam beberapa pekan terakhir mengenai pembatasan harga pengiriman minyak melalui laut.
New Delhi dan Beijing sejauh ini menolak untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia. Lavrov memuji posisi India karena berani menentang negara-negara Barat yang berusaha mengkonsolidasikan dominasi ekonomi dan hubungan internasional.
Rusia dan India juga sedang mempertimbangkan produksi bersama peralatan pertahanan modern. Tahun lalu, kedua negara menandatangani kesepakatan US$ 677 juta untuk memproduksi senapan serbu AK-203 di India.
Itu sebagai bagian dari upaya New Delhi mendorong kemandirian dalam manufaktur pertahanan. Moskow telah menjadi pemasok peralatan militer ke New Delhi selama beberapa dekade. India mengimpor peralatan pertahanan Rusia senilai lebih dari US$20 miliar antara 2011 dan 2021. Menurut Lavrov, Rusia dan India juga ingin bekerja sama lebih erat di bidang energi nuklir dan perjalanan ruang angkasa. (Aljazeera/OL-12)