29 October 2022, 10:41 WIB

Penyerang Suami Ketua DPR AS Simpatisan Donald Trump


Cahya Mulyana |

SUAMI Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi, Paul Pelosi, berada dalam perawatan usai melawan pria yang membawa palu dan mengancam istrinya. Akibatnya, pengusaha berusia 82 itu mengalami cedera serius karena tulang tengkoraknya retak.

Ia pun harus menjalani operasi usai tragedi yang terjadi pada Jumat (28/10) pagi di kediamannya di California. Paul terkena pukulan palu yang dibawa pelaku setelah berteriak, “Di mana Nancy, di mana Nancy?."

"Paul Pelosi diserang di rumahnya oleh seorang penyerang yang bertindak dengan kekerasan, dan mengancam nyawanya sambil menuntut untuk menemui Nancy," kata Juru Bicara Nancy Pelosi, Drew Hammill.

Baca juga: Suami Ketua DPR AS Jadi Korban Penyerang di Rumah Sendiri

Polisi San Francisco mendapatkan panggilan darurat dari rumah Nancy sekitar pukul 02:27 waktu setempat. Mereka menemukan seorang pria dewasa berhadapan dengan Paul dan sebuah palu digenggam oleh kedua pria itu.

“Tersangka menarik palu dari Pelosi dan menyerangnya dengan kasar. Petugas kami segera menangkap tersangka, melucuti senjatanya dan membawanya ke tahanan, ”kata Kepala Departemen KepolisianSan Francisco, Bill Scott.

Scott menyebut tersangka bernama David DePape, 42. Namun motif penyerangan itu masih dalam penyelidikan.

Dakwaan yang akan diajukan kepada pelaku yang kini ditahan di penjara County San Francisco berupa percobaan pembunuhan, penyerangan dengan senjata mematikan, pelecehan orang tua, perampokan, dan kejahatan berat lainnya.

Pelaku bermaksud mengikat korban dan memimta Nancy segera pulang. Dalam akun media sosial pelaku memposting teori sayap kanan dan konspirasi.

Dia juga menyosialisasikan bahwa Donald Trump kehilangan kemenangan dalam pemilihan 2020 karena pemilih tipuan.

Dua kerabat pelaku mengatakan DePape, yang dibesarkan di British Columbia, Kanada, terasing dari keluarganya. Selain beberapa unggahan konspirasi di akun Facebook-nya, DePape juga diyakini telah mengelola sebuah blog berisi kemarahan terhadap elit.

DePape diduga menargetkan rumah keluarga Pelosi. Rekaman video rumah menunjukkan kaca pecah di pintu masuk samping, menunjukkan dia sebelumnya melakukan pembobolan.

Akibat insiden itu Paul Pelosi menderita trauma benda tumpul di kepala dan tubuh dalam serangan itu. Dia dirawat di rumah sakit Zuckerberg San Francisco karena menderita memar parah, dan cedera lain di lengan dan tangan kanannya.

Nancy Pelosi usai menerima kabar itu kembali ke San Francisco untuk bersama suaminya pada sore harinya. Kekhawatiran telah meningkat, terutama sejak pemberontakan oleh pendukung ekstremis Donald Trump yang berniat membalikkan kekalahannya dari Joe Biden.

Pada Juli, anggota Kongres masing-masing diberi US$10ribu untuk meningkatkan keamanan dalam menghadapi ancaman. Beberapa telah mendorong untuk perlindungan yang lebih besar, menunjuk pada orang-orang yang muncul di rumah mereka dan meningkatnya jumlah komunikasi yang mengancam.

Para pemimpin politik kedua partai mengecam serangan itu, yang terjadi pada hari-hari penutupan pemilihan paruh waktu yang diperebutkan dengan sengit. Joe Biden menelepon Nancy dan menyebut insiden itu sebagai serangan mengerikan.

"Presiden berdoa untuk Paul dan untuk seluruh keluarga Pelosi. Dia juga sangat senang bahwa pemulihan sesuai dengan harapan," kata Gedung Putih.

Paul adalah seorang pengusaha yang menjalankan perusahaan investasi real estate dan modal ventura, Financial Leasing Services, yang berbasis di San Francisco. Dia bertemu Nancy D'Alesandro ketika mereka berstatus mahasiswa di Washington DC, dan menikah pada 1963.

Pasangan ini memiliki lima anak dan sejumlah cucu. Nancy telah dua kali menjabat sebagai ketua DPR AS, antara 2007 hingga 2011 dan sejak Januari 2019. Dia mewakili distrik kongres ke-12 California.

Perkara ini pun diselidiki oleh tim gabungan yang terdiri dari FBI, polisi Capitol AS (USCP) dan kepolisian San Francisco. Sementara Nancy, yang sempat diagendakan memberikan sambutan pada acara advokasi LGBTQ+ pada Sabtu malam dengan wakil presiden, Kamala Harris, dibatalkan.

=Harris menilai serangan itu sebagai tindakan kekerasan ekstrem. Dia juga mengutuk ujaran kebencian dan perpecahan dalam politik.

"Siapa pun yang mengaku sebagai pemimpin harus benar-benar memahami arti dan dampak dari kata-kata mereka." (The Guardian/OL-1)

BERITA TERKAIT