IRAN melancarkan serangan roket dan pesawat nirawak yang menewaskan 13 orang di wilayah Kuristan, Irak, Rabu (28/9) setelah menuding kelompok bersenjata Kurdi menjadi dalang kerusuhan yang terjadi di 'Negeri Para Mullah' itu.
Kematian seorang perempuan Kurdi Mahsa Amini saat ditahan polisi moral Iran pada 16 September lalu menjadi pemicu gelombang demonstrasi besar-besaran yang telah menyebabkan puluhan demonstran tewas.
Garda Republik Iran menuding kelompok Kurdi yang berbasis di Irak melakukan infiltrasi ke Iran untuk memicu demonstrasi dan memancing kerusuhan.
Baca juga: Warga Iran Gelar Aksi Demonstrasi di Malam Ke-12
Setelah sempat melancarkan serangan lintas perbatasan yang tidak menimbulkan korban jiwa, serangan Iran pada Rabu (28/9) menyebabkan 13 orang tewas, termasuk seorang ibu hamil, dan melukai 58 orang lainnya, mayoritas warga sipil termasuk anak-anak.
Kelompok Kurdistan Irak mengatakan Iran melancarkan 70 serangan menggunakan rudal balistik dan pesawat nirawak.
Televisi nasional Iran mengklaim serangan itu menargetkan sejumlah markas kelompok separatis di utara Irak.
Adapun badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan serangan itu menghantam perkampungan pengungsi Iran.
Lewat Twitter UNHCR menyebut sejumlah pengungsi menjadi korban karena serangan itu menghantam sebuah sekolah saat sejumlah anak pengungsi tengah belajar.
Di Baghdad, pemerintah federal Irak memanggil duta besar Iran untuk memprotes serangan itu saat misi PBB di Irak (UNAMI) mengecam serangan itu dengan mengatakan, "Diplomasi roket adalah aksi sembrono yang memiliki konsekuensi sangat buruk."
Amerika Serikat (AS) mengecam keras aksi Iran tersebut dan memperingatkan negara itu agar tidak melancarkan serangan seperti itu lagi. (AFP/OL-1)