25 September 2022, 12:26 WIB

Presiden Iran Perintahkan Tindak Tegas Demonstran


Cahya Mulyana |

PRESIDEN Iran Ebrahim Raisi mengatakan para demonstran, yang mengecam kematian Mahsa Amini harus dihadapi dengan tegas. Pernyataan itu disampaikan Raisi usai media nasional Iran melaporkan 35 orang tewas dalam aksi protes sepekan terakhir.

Mahsa Amini tewas setelah ditahan polisi moral ,Iran beberapa hari lalu. Perempuan berusia 22 tahun itu ditangkap polisi Iran di ruas jalan Teheran karena dianggap tidak memakai hijab dengan benar.

Kematian Amini memicu unjuk rasa berskala masif di Iran, dengan aksi solidaritas berlangsung di beberapa negara lain. Di Iran, sekelompok perempuan sempat melakukan aksi melepas dan membakar hijab mereka sebagai bentuk solidaritas terhadap Mahsa Amini.

Baca juga: Warga Iran di Eropa Gelar Demonstrasi Memprotes Tewasnya Amini

"Iran harus bersiap tegas terhadap mereka yang menentang kondisi keamanan dan ketenangan negara," ujar Raisi.

Pernyataan disampaikan Raisi dalam sebuah panggilan telepon dengan keluarga dari seorang petugas keamanan yang tewas ditikam. Penikaman diduga dilakukan para pengunjuk rasa yang kesal atas kematian Mahsa Amini.

"Jumlah orang yang meninggal dalam kerusuhan belakangan ini telah bertambah menjadi 35," ungkap laporan kantor berita Born.

Angka kematian resmi sebelumnya 17, termasuk lima petugas keamanan. Pemerintah Iran sempat memadamkan jaringan internet di Teheran selama satu hari dalam upaya membendung aksi protes.

Namun, sejumlah foto yang memperlihatkan demonstran perempuan Iran beraksi mengecam kematian Mahsa Amini terus bermunculan. 

Sementara itu, Jumat (23/9), ribuan warga Iran berjalan di berbagai ruas jalan Teheran, usai Salat Jumat, sebagai bagian dari aksi mendukung pro-hijab. Aksi serupa yang dilakukan untuk mendukung pemerintah juga berlangsung di Ahvaz, Isfahan, Qom dan Tabriz.

Dalam tayangan langsung di televisi nasional Iran, sebagian orang dalam massa pendukung pemerintah mengecam demonstran pengecam kematian Mahsa Amini sebagai prajurit Israel. Terdengar juga teriakan, pelanggar Al-Qur'an harus dieksekusi di tengah kerumunan massa. (Middle East Eye/OL-1)

BERITA TERKAIT