Pemerintah Israel mengakui jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, tewas oleh peluru serdadunya. Tetapi Negara Zionis itu bersikukuh kejadian ini bukan pelanggaran pidana karena sesuai prosedur.
"Tidak mungkin untuk secara tegas menentukan sumber tembakan yang mengenai dan membunuh Abu Akleh. Tetap ada kemungkinan bahwa dia tertembak oleh peluru yang ditembakkan oleh orang-orang bersenjata Palestina," ungkap laporan mengenai kematian Abu Akleh yang dirilis pihak Israel, Senin (5/9).
Pihak berwenang Israel merilis hasil penyelidikan itu yang belum sepenuhnya senada dengan temuan tim investigasi independen. Misalnya laporan Al Jazeera, PBB, kelompok hak asasi manusia, dan organisasi media yang menemukan bahwa seorang tentara Israel menembak dengan sengaja Abu Akleh.
Penyelidikan Israel mengatakan bahwa tentaranya mendapat kecaman dari para pejuang Palestina di tempat kejadian, sebuah klaim yang belum dikuatkan oleh bukti. “Setelah pemeriksaan menyeluruh atas kejadian tersebut, dan berdasarkan semua temuan, Jaksa Agung Militer menemukan bahwa dalam keadaan kasus tersebut, tidak ada dugaan tindak pidana yang membenarkan pembukaan penyelidikan Polisi Militer,” lanjut laporan itu.
Pejabat senior militer Israel mengaku telah bertemu dengan tentara yang menembak Abu Akleh. "Pelaku melakukannya, dia melakukannya karena kesalahan," ujarnya.
Bahkan militer Israel memberikan pengarahan kepada pelaku karena dinilai bertindak sesuai prosedur. Abu Akleh, seorang warga Palestina-Amerika berusia 51 tahun, ditembak mati oleh pasukan Israel pada 11 Mei, ketika sedang meliput serangan tentara di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Berbagai penyelidikan terperinci, termasuk oleh PBB, Otoritas Palestina (PA), dan beberapa media, termasuk CNN dan kantor berita The Associated Press, menemukan bahwa Abu Akleh secara definitif ditembak oleh tembakan Israel.
Israel dinilai keluarga Abu Akleh tengah mencoba untuk mengaburkan kebenaran atas perkara ini. “Seperti yang diharapkan, Israel telah menolak untuk bertanggung jawab atas pembunuhan Shireen. Keluarga kami tidak terkejut dengan hasil ini karena jelas bagi siapa pun bahwa penjahat perang Israel tidak dapat menyelidiki kejahatan mereka sendiri,” ungkap pernyataan keluarga Abu Akleh.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menekankan perlunya akuntabilitas dalam penyelidikan kasus ini. “Kami menyambut baik tinjauan Israel atas insiden tragis ini, dan sekali lagi menggarisbawahi pentingnya akuntabilitas dalam kasus ini, seperti kebijakan dan prosedur untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan,” kata pernyataan itu.
Al Jazeera mengutuk upaya pasukan pendudukan Israel (IOF) yang menghindari tanggung jawab atas pembunuhan Abu Akleh.
“Jaringan Media Al Jazeera mengecam temuan penyelidikan ini dan menekankan bahwa pengakuan yang sulit dipahami ini tidak lain adalah upaya dari IOF untuk menghindari tanggung jawab pidana atas pembunuhan Shireen, yang telah dibuktikan oleh banyak penyelidikan independen dan internasional," pungkasnya. (Aljazeera/OL-12)