SERANGAN udara Israel di Suriah menewaskan tiga tentara dan melukai tiga lainnya pada Jumat (12/8). Ini merupakan insiden terbaru di negara yang dilanda perang itu.
"Agresi itu menyebabkan kematian tiga tentara, melukai tiga lainnya," kata kantor berita resmi Suriah SANA, mengutip sumber militer. Sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011, Israel telah melakukan ratusan serangan udara di dalam negeri, menargetkan posisi pemerintah serta pasukan sekutu yang didukung Iran dan pejuang Hizbullah.
Serangan Israel terbaru menargetkan situs-situs di perdesaan di sekitar ibu kota Damaskus dan selatan provinsi pesisir Tartus, kata SANA, menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah mencegat beberapa rudal. Pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga memberikan jumlah korban tewas dan terluka yang sama dari serangan di dekat pangkalan pertahanan udara di Provinsi Tartus, tempat kelompok-kelompok yang didukung Iran aktif.
Situs yang ditargetkan di Tartus terletak delapan kilometer (lima mil) dari pangkalan Rusia, kata pemantau yang memiliki jaringan sumber yang luas di Suriah. Dikatakan ambulans telah bergegas ke lokasi serangan di Tartus. Dua rudal juga menghantam situs militer pemerintah Suriah di daerah Al-Qutayfah di perdesaan Damaskus.
Pada Jumat, penembakan Israel melukai dua warga sipil di Suriah selatan dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Pada awal Juli, kementerian pertahanan Suriah mengatakan serangan Israel yang dilakukan dari Laut Mediterania dekat kota Al-Hamadiyah, selatan kota Tartus, telah melukai dua warga sipil.
Baca juga: Penembakan Israel Lukai Dua Orang Dekat Dataran Tinggi Golan
Bulan lalu pula, serangan Israel di dekat Damaskus menewaskan tiga tentara Suriah, kata media pemerintah saat itu. Observatorium mengatakan bahwa serangan itu menargetkan fasilitas militer dan depot senjata Iran.
Setelah insiden terbaru, otoritas Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka tidak mengomentari laporan di media asing. Sementara Israel jarang mengomentari serangan individu di Suriah, militer telah membela mereka seperlunya untuk mencegah musuh bebuyutannya Iran mendapatkan pijakan di depan pintunya.
Konflik di Suriah dimulai dengan penindasan brutal terhadap protes damai dan meningkat untuk menarik kekuatan asing dan jihadis global. Perang telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa sekitar setengah dari populasi pra-perang negara itu dari rumah mereka.
Intervensi militer Rusia pada 2015 membantu mengubah perang demi Presiden Suriah Bashar al-Assad yang pasukannya pernah menguasai seperlima negara. Bulan lalu, Observatorium mengatakan serangan udara Rusia menewaskan tujuh orang, empat di antaranya anak-anak, di wilayah Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah, di utara negara itu. (AFP/OL-14)