09 August 2022, 19:36 WIB

Buntut Insiden Abe, PM Jepang Larang Menterinya Terlibat Gereja Unifikasi


Cahya Mulyana |

PERDANA Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida melarang seluruh pembantunya terlibat dengan Gereja Unifikasi. Untuk memastikannya, Kishida akan melakukan perombakan kabinet.

"Itu akan menjadi prasyarat," ujar Kishida.

Perombakan kabinet terjadi saat pemerintahan Kishida menghadapi penurunan tingkat dukungan publik. Pengawasan publik terhadap hubungan antara kelompok itu dan anggota parlemen Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, telah meningkat tajam sejak mantan PM Shinzo Abe ditembak mati bulan lalu.

Sebelumnya, Abe ditembak oleh seorang pria yang ibunya bergabung dengan Gereja Unifikasi. Pelaku mengaku motifnya ialah Abe telah mempromosikan kelompok itu untuk memberikan sumbangan dengan nilai tinggi.

Kishida menyebut anggota baru kabinetnya dan pejabat partai baru yang berkuasa, harus ditinjau secara menyeluruh terkait hubungan mereka dengan kelompok tersebut. Dukungan untuk kabinet Kishida telah jatuh ke level terendah sejak dirinya menjabat Oktober lalu.

Dari sekitar 59% kemudian menjadi 46% sejak tiga minggu lalu. Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka menginginkan penjelasan tentang hubungan politisi dengan Gereja Unifikasi. Kishida mengklaim bahwa perombakan kabinet dibutuhkan untuk menangani sejumlah masalah. 

Seperti, kenaikan harga komoditas dan situasi keamanan yang memanas. "Dalam banyak hal, kita menghadapi situasi paling kritis sejak akhir Perang Dunia II," pungkas Kishida.

Diketahui, sejumlah menteri, seperti Menteri Keuangan Shunichi Suzuki dan Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi, akan dipertahankan. Namun, Menteri Perindustrian Koichi Hagiuda diperkirakan akan digeser ke posisi di luar Kabinet.(AFP/OL-11)

BERITA TERKAIT