14 July 2022, 13:45 WIB

Keponakan Abu Akleh Minta Biden Tekan Israel


Cahya Mulyana |

Keponakan jurnalis Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina yang terbunuh pasukan Israel, Shireen Abu Akleh, Lina Abu Akleh, mengecam Presiden AS Joe Biden yang mengunjungi Tel Aviv. Ia menolak undangan ke Washington dan meminta pembunuh bibinya di hukum.

"Kesedihan, kemarahan dan, hanya, kesal atas kurangnya tindakan yang mereka (AS) lakukan terhadap kasus Abu Akleh," kata Lina saat menonton kedatangan Biden di Jerusalem.

Lina yang menonton Biden di televisi yang berada di rumahnya, Yerusalem timur, saat Force One mendarat di dekat Tel Aviv menyayangkan sikap AS. Sebab Biden dengan kaki yang ringan mendatangi negara yang sempat menghindar dari tuduhan telah menembak mati Abu Akleh.

"Jumlah kekuatan yang harus diubah oleh Pemerintah AS, namun tidak mengambil pilihan politik untuk melakukan itu. Sangat membuat frustrasi," kata perempuan berusia 27 tahun itu.

Menurut Lina AS mengabaikan jargon utamanya soal Hak Asasi Manusia (HAM) untuk kasus yang menimpa bibinya, yang tidak kunjung menemukan titik terang sejak dua bulan lalu. "Mereka memilih kepentingan mereka dengan Israel, atau mereka melakukan upaya yang berarti menuju akuntabilitas dan keadilan bagi Abu Akleh," tambahnya

Lina mengatakan AS seharusnya mampu menekan Israel supaya membawa pelaku pembunuhan bibinya ke pengadilan. Namun Washington tidak berdaya di hadapan sekutu utamanya di jazirah Arab itu.

Padahal, kata dia, PBB menyimpulkan Abu Akleh dibunuh oleh serdadu Israel di Jenin, saat mengenakan helm dan rompi bertanda ‘PRESS’ atau ‘PERS’. Keluarga bersikeras Abu Akleh sengaja menjadi sasaran namun terus dibantah Israel.

Kementerian Luar Negeri AS menyimpulkan pada 4 Juli bahwa Abu Akleh ditembak dari posisi militer Israel. Meskipun demikian AS tidak dapat menyimpulkan kasus ini sebagai pelanggaran hukum.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sudah menghubungi Lina untuk dapat bertemu. Namun Lina menyampaikan syarat dapat bertemu langsung dengan Biden.

Keluarga Abu Akleh berharap Biden dapat menekan Israel untuk mengungkap pelaku pembunuhan jurnalis Aljazeera pada 11 Mei itu.

Lina mengatakan bahwa pihak berwenang Israel memiliki nama tentara yang menembak bibinya. "Sangat aneh menonton berita karena Abu Akleh yang biasanya meliput acara seperti itu,” jelasnya.

Seorang anggota Kongres AS yang keluarganya berasal dari Palestina Rashida Tlaib, mengatakan Biden harus mendapatkan nama-nama tentara yang bertanggung jawab atas pembunuhan Abu Akleh. "Bersama dengan nama komandan mereka," katanya.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat itu juga menggemakan seruan keluarga Abu Akleh agar otoritas AS meluncurkan penyelidikan sendiri. Penyelidikan itu akan memperlihatkan "orang-orang ini diadili sepenuhnya atas kejahatan mereka oleh Kementerian Kehakiman," ujarnya.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan pekan lalu, bahwa tidak mungkin untuk menentukan pelaku penembakan itu. Tetapi penyelidikan akan berlanjut.

Pengacara militer Israel mengatakan tentara tidak kebal hukum dalam kasus pembunuhan Abu Akleh. Tetapi penuntutan tidak mungkin, karena Abu Akleh ditembak di tempat yang dianggap militer sebagai pertempuran aktif. (Cah/OL-12)

BERITA TERKAIT