19 April 2022, 09:29 WIB

Israel Gempur Gaza setelah Diserang Roket saat Ketegangan Jerusalem


Mediaindonesia.com |

ISRAEL melakukan serangan udara pertamanya di Jalur Gaza, Palestina, dalam beberapa bulan pada Selasa (19/4) pagi. Ini sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan dari daerah kantong Palestina itu ketika ketegangan meningkat setelah kekerasan akhir pekan di sekitar tempat suci Jerusalem.

Sirene peringatan berbunyi di Israel selatan, Senin (18/4) malam, setelah roket ditembakkan dari daerah kantong yang dikendalikan oleh kelompok Islam Hamas, insiden pertama sejak awal Januari. Proyektil itu jatuh ke laut lepas Tel Aviv.

"Satu roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Roket itu dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Iron Dome," kata militer Israel dalam suatu pernyataan.

Beberapa jam kemudian angkatan udara Israel mengatakan telah menyerang tempat pembuatan senjata Hamas sebagai pembalasan. Hamas mengeklaim menggunakan pertahanan antipesawat untuk melawan serangan udara yang tidak menimbulkan korban, menurut saksi dan sumber keamanan di Gaza.

Tidak ada faksi di daerah kantong padat berpenduduk 2,3 juta jiwa itu yang segera mengaku bertanggung jawab atas roket di Israel. Namun serangan itu terjadi setelah serangkaian serangan di Israel dan ketegangan akhir pekan di tempat suci di Jerusalem.

Baca juga: Dikecam, Facebook Hapus Konten Palestina terkait Serangan Israel

Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua tembakan roket dari Israel dan biasanya melakukan serangan udara sebagai tanggapan. Insiden itu, yang pertama dari jenisnya sejak Januari, terjadi setelah akhir pekan kekerasan Israel-Palestina di dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem yang melukai lebih dari 170 orang, sebagian besar demonstran Palestina.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengadakan sesi pada Selasa untuk membahas lonjakan kekerasan. Kekerasan serupa di Jerusalem sekitar waktu yang sama tahun lalu memicu tembakan roket Hamas berulang kali ke Israel yang meningkat menjadi perang 11 hari.

Provokatif

Melonjaknya ketegangan bertepatan dengan bulan suci Ramadan dan perayaan Paskah Yahudi. Kompleks Masjid Al-Aqsa menjadi tempat ketiga tersuci dalam Islam tetapi dianggap orang Yahudi sebagai Temple Mount sebagai situs tersuci dalam Yudaisme.

Orang-orang Palestina marah dengan kunjungan berulang kali ke situs tersebut oleh para kaum Yahudi yang ingin beribadah. Mereka sejatinya diizinkan masuk tetapi tidak boleh berdoa di sana.

Pemerintah Naftali Bennett berulang kali menyatakan bahwa pasukan keamanan Israel memiliki kebebasan untuk menangani para demonstran. Hamas memperingatkan pada Minggu, "Al-Aqsa adalah milik kita dan hanya milik kita," dan bersumpah untuk membela hak Palestina untuk beribadah di sana.

Baku tembak di Gaza dan bentrokan Al-Aqsa terjadi setelah lonjakan kekerasan termasuk empat serangan mematikan sejak akhir Maret di negara Yahudi oleh warga Palestina dan Arab Israel yang merenggut 14 nyawa, sebagian besar warga sipil. Sebanyak 23 warga Palestina sementara itu tewas dalam kekerasan sejak 22 Maret, termasuk penyerang yang menargetkan warga Israel, menurut penghitungan AFP. Ini termasuk Hanan Khudur, seorang wanita Palestina berusia 18 tahun yang meninggal Senin setelah ditembak oleh pasukan Israel pekan lalu di desa Faquaa, dekat kota Jenin.

Baca juga: Yordania Tegaskan Israel Bertanggung Jawab Atas Eskalasi Ketegangan di Al Aqsa

Israel mengerahkan pasukan tambahan ke Tepi Barat yang diduduki dan memperkuat penghalang di wilayah tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, Senin, bahwa Amerika Serikat sangat prihatin tentang ketegangan dan pejabat senior AS telah berhubungan melalui telepon dengan rekan-rekan mereka dari Israel, Otoritas Palestina, dan negara-negara Arab. "Kami mendesak semua pihak menjaga status quo bersejarah di kompleks Al-Aqsa dan menghindari langkah-langkah provokatif," katanya.

Yordania pada Senin memanggil kuasa usaha Israel untuk menyampaikan pesan protes atas pelanggaran Israel yang tidak sah dan provokatif di Masjid Al-Aqsa yang diberkati. Yordania berfungsi sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem timur, termasuk Kota Tua, yang diduduki Israel pada 1967 dan kemudian dicaplok dalam langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT